Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati menjawab sebuah pertanyaan wartawan terkait pembayaran zakat saat memberikan kuliah umum pada acara Indonesia Syari’a Economic Festival di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (28/10/2016).
Seperti dilansir dari laman Kompas, Sri Mulyani menjawab bahwa ia lebih memilih untuk menyalurkan zakat secara langsung kepada yang membutuhkan daripada melalui lembaga penyalur zakat atau lembaga apapun.
“Saya dan suami tidak pernah membayar zakat di lembaga bank (lembaga penyalur zakat),” kata Sri Mulyani.
Menurut mantan Managing Director Bank Dunia ini, ia meyakini bahwa orang lain tidak perlu tahu tentang sumbangan yang diberikan. Ia amat setuju dengan ungkapan bahwa “tangan kanan memberi, tanan kiri tidak perlu tahu.”
Namun, ia juga menyoroti banyaknya pihak yang menyumbang tanpa menyebutkan identitas alias “Hamba Allah.”
Sri mengungkapkan, ada dua sisi mata uang terkait anonimitas kala menyumbang melalui lembaga penyalur.
“Persoalan akuntabilitas di satu sisi (penggunaan istilah Hamba Allah) benar tapi kalau tidak ada akuntabilitas maka kepercayaan tidak muncul. Akhirnya lebih baik memberikan langsung,” jelas Sri.
Sri menyatakan, rasa percaya harus dibangun dan dipupuk, dengan belajar dari pengalaman lembaga-lembaga yang besar.
Kepercayaan penting sebagai fungsi apakah lembaga tersebut bekerja dengan baik. “Saya rasa dalam agama apa saja kepercayaan itu basis,” ungkap Sri.