Pengangguran di kota Jogja masih tinggi, yakni 10.874 orang. Tahun ini masih mending dibandingkan pada tahun 2014 lalu yakni tercatat 13.137 orang. Kebanyakan pengangguran adalah lulusan SMA sederajat dan sarjana.

pengangguran di jogja

Menurut Kepala Budang Pengembagan Tenaga Kerja Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) kota Yogyakarta, Irianto Edi Purnomo jumlah pengangguran tiap tahunnya selalu dinamis. Tentu saja karena lulusan sekolah maupun kuliah.

“Kalau tidak diikuti dengan penyerapan tenaga kerja maka pengangguran terus bertambah. Tapi kami terus upayakan supaya ada penurunan tiap tahun” katanya kepada krjogja 3/12.

Irianto menambahkan, pihaknya kini tengah mendata ulang jumlah pengangguran di tiap kelurahan berdasarkan nama dan alamat serta status pendidikan. Namun, dari data sementara, jumlah pengangguran terbanyak berada di Kecamatan Umbulharjo serta merupakan lulusan lembaga pendidikan jenjang sarjana maupun SMA/SMK.

Selain itu, tidak semua pengangguran secara aktif bersedia mendaftarkan diri sebagai pencari kerja. Pasalnya, jumlah kumulatif pencari kerja sesuai AK1 ialah 6.552 orang. Hingga akhir tahun ini, penambahan pencari kerja mencapai 1.550 orang. “Kami sudah berhasil melakukan penempatan 1.622 orang untuk antar kerja lokal, antar daerah hingga antar negara,” imbuhnya.

Hampir seluruh penempatan kerja tersebut didasarkan pada ketersediaan lowongan dari berbagai perusahaan. Sehingga jika lowongannya sedikit, maka penempatan kerja cenderung menurun. Oleh karena itu, pihaknya tengah menggencarkan supaya masyarakat mampu dan berani memulai usaha supaya tidak mengandalkan lowongan perusahaan.

Sementara Pengantar Kerja Madya Dinsosnakertrans Kota Yogya, Sri Hartati menambahkan, ia mengimbau supaya pengangguran aktif memproses AK1. Pasalnya, fungsi AK1 bukan sekadar untuk mencari kerja melainkan sebagai pusat data bagi Dinsosnakertrans dalam menjembatani kebutuhan perusahaan. “Kan jika sewaktu-waktu ada lowongan, maka kami tinggal menghubungi data dalam AK1 sesuai formasi dan jenjang pendidikan. Ada sekitar 150 perusahaan yang rutin menjadi mitra kami,” urainya.

Meski demikian, pencari kerja usia produktif warga Kota Yogya juga diminta tidak gengsi dalam memilih pekerjaan. Menurut Sri Hartati, tidak jarang lowongan tertentu yang sudah ditawarkan oleh perusahaan terpaksa tidak bisa dipenuhi karena banyak pencari kerja yang memilah-milah. Terutama perusahaan yang lokasinya di luar daerah. “Banyak pencari kerja yang memilih jenis pekerjaan dan lokasinya. Ini yang menyulitkan kami karena lowongan di Jawa jumlahnya terbatas,” terangnya.

Nah, sekarang pengangguran bukanlah sebuah takdir, akan tetapi pengangguran adalah sebuah pilihan. Jika memilih untuk berusaha, bekerja atau apapun itu, Insya Allah angka pengangguran kedepannya akan semakin sedikit.