Pajak, yah… pemasukan terbesar negeri ini adalah pe-a-je-a-k, pajak! Nah, pemerintah merasa kehilangan pemasukan karena Google tidak bersedia untuk membayar pajak dengan alasan bukan Badan Usaha Tetap (BUT) di Indonesia.
Kita ngomong andai-andai saja ya, nggak usah terlalu serius, slow guys. Dan yang kita bahas kali ini adalah: Seandainya Pemerintah blokir Google, apa yang akan terjadi?
Sebelum menjawab pertanyaan tadi, ada lagi pertanyaan yang lebih lebay, apakah kalian bisa hidup tanpa google? saya tebak, kalian bakal bilang: “bisa! karena kita makan nasi dan malam minum kopi…”
Tapi, bagaimana jika ada pertanyaan lain, apakah kalian bisa bisa maju tanpa google? hmmm.
Saya menulis ini memang agak bingung sih, sebagai warga negara Indonesia, saya harus membela bangsa. Tapi disisi lain, sepertinya saya adalah ‘wong cilik’ yang membela ‘pembegal’. Sedangkan membela Google, takut dibilang penghianat bangsa. Yah… sebuah dilema.
Kali ini, pemerintah seperti memaksa sebuah perusahaan teknologi yang secara tidak langsung memajukan bangsa ini juga untuk membayar ‘upeti’. Hampir tiap hari, saya yakin, kalian tidak pernah jauh-jauh dari Google. Kecuali kalau hape yang kalian pegang adalah iphone, itu pun masih terhubung. Mungkin handphone symbian, nah….
Di ulang tahun Google yang ke 18, mereka telah melakukan banyak pengembangan, diantaranya.
Search Engine terbaik sepanjang masa
Saking familiarnya pengguna internet dengan Google, mereka akan mencari informasi di internet dan tak sadar mengucapkan ‘googling’. Dengan algoritma dan fitur hebat yang dibuat oleh mereka, memungkinkan pengguna untuk mendapatkan informasi secara cepat. Sementara untuk masalah filter konten, yakni membedakan konten positif dan yang tidak layak dibuka, google telah melakukannya jauh lebih baik dibandingkan search engine lainnya seperti Bing, Yandek, Yahoo, dan masih banyak lagi.
Jika diblokir
Bing akan mengusai Indonesia. Tapi algoritma yang dimiliki Bing tidak sehebat google. Informasi yang dicari oleh pengguna hanya dikuasai oleh para ahli internet marketing, bukan berdasarkan user experience. Maksud saya, informasi terbatas pada konten yang dibuat oleh pelaku internet marketing, padahal diluar sana banyak sekali orang hebat namun terkendala dalam urusan SEO. Paham, kan?
Belum lagi nanti ada Search Engine abal-abal. Tentu akan dimanfaatkan oleh ‘black-hat’ untuk melancarkan misinya. Belum lagi ‘bug’ dan filter konten kelayakan untuk dilihat oleh semua umur, termasuk anak-anak.
Sistem Operasi Android
Smartphone menjadi barang yang murah saat ini, terutama dengan sistem operasi Android. Hanya dengan Rp 1 juta saja, Anda bisa mendapatkan berbagai fitur menarik dengan banyak konten gratisan. Tidak seperti iPhone yang terbilang mahal, hanya sedikit aplikasi yang gratis. Artinya, wong ndeso atau orang kota bisa memanfaatkan Android dengan segala kelebihannya. Tak perlu munafik, sebagian besar game atau aplikasi yang seharusnya bayar, saking ‘kreatifnya’ bisa dicari APK dari sumber lain yang gratis. Sebenarnya Google juga dirugikan.
Jika diblokir
Tidak dapat menerima pembaruan OS Android untuk Indonesia. Satu tahun, dua tahun, tidak masalah. Namun selanjutnya, smartphone Android Anda tempatnya di tong sampah.
Tidak masalah untuk mereka yang punya duit lebih, iPhone adalah pilihan tepat, pengguna mungkin malu punya aplikasi gratisan. Tapi bagi yang punya duit pas-pasan, seperti saya ini, to be honest… mungkin akan beralih ke iPhone juga, tapi seken dan tidak gengsi hanya menggunakan aplikasi gratisan. Atau ke Windows Phone juga boleh. Kalau duit lagi habis, ya… mungkin kembali ke Symbian Os atau Java.
Google Map
Tidak hanya dalam sekala mencari lokasi atau jalan, Google Map berkembang dengan sangat bagus. Mereka juga telah ‘blusukan’ ke berbagai daerah di Indonesia untuk memudahkan pengguna melihat jalan (Google Street View) dengan mobil google. Dana yang dikeluarkan oleh Google tidak sedikit, jika ini dilakukan oleh pihak pemerintah, berapa dana yang harus digelontorkan untuk menyewa tenaga ahli dari luar negeri, belum duit yang masuk kantong pejabat nakal.
Jika diblokir
Beli Atlas di Toko Pramuka
Youtube
Saya nggak bisa jelasih lagi, layanan video mana yang lebih baik ketimbang layanan video milik Google ini? Oke, memang masih ada konten yang agak ‘syahdu’, tapi dibandingankan dengan konten video lainnya, Youtube jelas memiliki filter dan penyesuaian konten terbaik.
Jika diblokir
Nonton ePTV di RCTV, catu untuk cemuah.
Dan yang lebih berbahaya lagi, oran yang sudah biasa mencari video di Youtube, akan mencari video lainnya. Dan lagi-lagi, filter kontennya tidak sehebat Youtube. Tapi ini tergantung pemakai sih, kalau imannya kuat, mungkin imron-nya yang nggak kuat. Ooops.
Google Adword dan Google Adsense
Ini yang paling dipermasalahkan yang menyangkut bisnis. Pemasukan google sebagian besar didapatkan dari pengiklan Google Adword dan bekerja sama dengan publisher Google Adsense.
Data di tahun 2015:Dalam waktu satu tahun, secara total Google telah membayar para publishernya lebih besar dari Biaya Perluasan Kanal dan Terowongan Terusan Suez US$ 8,4 Miliar. Jika dirupiahkan, menyentuh angka lebih dari Rp 100 Triliun. Data selengkapnya, silakan ‘googling’ sebelum google diblokir oleh pemerintah.
Berapa uang yang didapat oleh Google? tidak lebih dari setengah membayar publisher mereka. Memang besar, tapi biaya operasional dan biaya riset juga tidak main-main.
Adwork memiliki banyak keunggulan dan paling dibandingkan dengan jasa iklan online lainnya. Karena terbukti Advertiser (pemasang iklan) bisa menentukan target audience mereka. Sementara Adsense merupakan lahan sumber penghasilan jutaan orang di dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Sudah ada lebih dari sepuluh ribu pengangguran yang tertolong oleh Adsense di Indonesia. Dan masih di Indonesia, ribuan orang mengandalkan Adsense untuk bertahan hidup.
Jika diblokir
Iklan ‘sempak’ dan ‘agen bola’ yang bakal memenuhi internet di Indonesia.
Kesimpulan:
Mungkin akan lebih terdengar menyenangkan jika akhirnya Google mau bayar pajak. Tapi jika Google bersikeras menolak, saya nggak punya ide. Saya nggak punya kapasitas untuk mengulas ini.
Tapi yang saya tahu, Google sangat penting untuk kemajuan negara Indonesia dengan segala layanan yang diberikan oleh perusahaan asal California itu. Sebenarnya tidak ada masalah jika pemerintah blokir Google, namun masih dengan konteks ‘seandainya’, yakni teknologi Indonesia seperti di Korea Selatan. Perlu diketahui, negara tesebut tidak mengandalkan Google sebagai search engine, melainkan Naver.
Penduduk Indonesia bisa hidup tanpa google, tapi apakah mungkin bisa maju tanpa google?
Cukup sekian dan terima kasih.
[mmd/mediamuda.com]