Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya memang sedikit menganggu bagi para pengendara mobil maupun motor. Namun nampaknya, ini adalah sebuah kesempatan untuk meraup rezeki bagi pengangguran. Perlu diketahui, jumlah pengangguran di Indonesia pada tahun 2016 mencapai 7,02 juta orang menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS).

Ada yang menarik perhatian. Sebuah pemandangan pengatur jalan dadakan yang ada ketika perbaikan jalan raya. Mereka bukanlah bagian dari tender. Akan tetapi, itu boleh dilakukan masyarakat umum. Biasanya orang-orang yang bedomilisi dimana jalan sedang dibangun.

Ayomaju.info sempat ngobrol dengan salah satu pengatur jalan di jalan alternatif Jogja-Jakarta via Temanggung. Saat ini jalan masih dipebaiki, dari aspal menjadi beton.

“Saya berjaga bareng teman-teman dari jam 9 malam sampai jam 9 pagi, dan siangnya giliran dari kampung lain.” kata Irfan yang tidak memiliki pekerjaan tetap.

Ia mengaku, dalam waktu 12 jam dari malam sampai pagi, mendapatkan uang yang cukup untuk menyambung hidup.

“paling dikit lima puluh ribu, kadang seratus ribu lebih kalau kita jaga siang.” tambahnya.

Bukan tanpa masalah, ketika giliran siang mereka sering menemui kendala. Adu mulut sering tak terhindarkan antara penjaga dengan sopir. Jika kondisi sulit dikendalikan, barulah polisi datang.

“Banyak bus patas (mengejar waktu) yang nerobos masuk, nggak ngikut intruksi kami, akhirnya ditengah-tengah jalan macet total. Kalau kayak gitu, mau nggak mau polisi yang harus mengkondisikan.”

Pekerjaan dadakan seperti ini cukup membantu warga untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Banyak dari mereka yang senang menjadi pak ogah, namun tak sedikit juga yang gengsi.

“Awalnya sih saya malu kalau ada tetangga yang lihat, kalo dipikir-pikir gengsi nggak bisa bikin saya kenyang. Tapi saya menyukai pekerjaan ini, nggak capek-capek amat kok, bahkan bisa ‘guyon’ bareng teman-teman.” tutupnya.