Bro, kalau lu sakit, apa yang bikin lo cepet sembuh?

1. Obat?
2. Duit?
3. Cewek cantik?

1. Obat tentu saja lebih cepat menyembuhkan secara biologis.
2. Duit juga lebih cepat menyembuhkan secara psikis.
3. Cewek cantik juga lebih cepat menyembuhkan secara chemistri

Ngomongin soal cewek cantik, biasanya akan ditemukan lebih banyak sebagai model, artis, atau publik figur. Dalam dunia kesehatan, kita bakal menemukan juga cewek cantik yang berprofesi sebagai perawat.

 

Dan tahukah kalian, perawat di Indonesia saat ini sedang digalakkan untuk bisa mengikuti MEA. Kalau Indonesia nantinya bisa mengirim perawat ke luar negeri, trus yang ngerawat kalian siapa?

Tapi tenang, sepertinya masih lama. Soalnya Indonesia lebih tertinggal dibandingkan Filipina. Seperti berita dari Metro dibawah ini.

Perawat Indonesia masih kesulitan belajar Bahasa Asing

Perawat telah menjadi salah satu pekerjaan yang kompetitif di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Saat ini, negara anggota ASEAN yang dapat mengirim perawat ke luar negeri adalah Filipina.

Ada 125.000 dari 150.000 perawat Filipina saat ini bekerja di luar negeri.

Dr Carl E. Balita, presiden Carl Balita Review Center di Filipina menjelaskan bahwa ada beberapa perbandingan antara perawat Indonesia dan Filipina diperhatikan sebagai evaluasi.

Pertama, kompetensi. Di Filipina, perawat harus belajar keterampilan keperawatan dasar selama sepuluh tahun, serta tambahan empat tahun untuk belajar sebagai spesialis.

Sementara itu di Indonesia, keterampilan dasar yang dilakukan selama 12 tahun, dengan tambahan lima tahun untuk spesialis keperawatan.

“Dengan tiga tahun perbedaan, dunia masih memilih kita (Filipina),” dengan songongnya Carl berkata, yang juga menjelaskan bahwa negara-negara target ini perawat Filipina adalah Dubai, Arab Saudi dan Qatar.

Kemampuan untuk berkomunikasi telah menjadi faktor kunci penting dalam hal ini. Filipina dinilai sebagai salah satu negara terbaik dalam penggunaan bahasa Inggris.

Mereka memiliki kemampuan untuk mengucapkan banyak dialek, baik Amerika-Inggris dan Inggris-Inggris. Ini benar-benar kebalikan dari keterampilan perawat Indonesia, yang lebih banyak menggunakan bahasa gaul.

Menanggapi fakta, Kepala Kesehatan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Kualitas Center, YUTI Suhartati, pada saat yang sama disebutkan inisiasi perbaikan kualitas untuk perawat.

“Kami akan memenuhi semua standar, termasuk dalam pendidikan dan penggunaan bahasa,” kata YUTI.

Kita bisa akui sih, lebih banyak artis, atlit, dan profesi lainnya yang go international. Semoga makin maju dah perawat Indonesia! Nek rabiso bahasa inggris, yo wes mrene wae, hehe.