Berkat teknologi yang semakin maju, memudahkan masyarakat untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Jika dulu orang-orang hanya mendapatkan berita nasional maupun mancanegara melalui televisi, radio atau koran, kini dalam hitungan menit saja orang bisa mendapatkan berita terbaru, bukan begitu? Namun kemudahan ini tidak serta menguntungkan para penerbit berita, terutama media online mainstream.
Dari dulu media mainstream selalu berlomba-lomba untuk menyajikan berita paling cepat dan akurat. Namun, banyak yang mengabaikan user experience (pengalaman penjelajahan / kemudahan pengguna).
Ok, berita memang bagus, tapi sebagian pengguna internet hanya membutuhkan berita secara instant.
Halaman yang berat, banyak iklan dimana-mana, dan video yang memutar otomatis dinilai sangat menyebalkan. Selain membuat komputer atau smartphone jadi lambat karena ‘memakan’ ram, konten autoplay video dan banyaknya iklan berbasis gambar atau animasi juga akan membuat kuota internet terkuras – pengecualian untuk user yang menggunakan internet unlimited dan komputer spek dewa.
Bangkitnya Adblock
Akhirnya, muncul lah sebuah plugin / ekstensi penghalau iklan untuk dipasang browser bernama Ad Block. Ini digunakan oleh pengguna yang enggan melihat iklan yang menyebalkan. Terbukti, Adblock sangat efektif. Mampu melibas semua iklan yang muncul di laman. Pengunjung merasa senang, mereka datang langsung ke konten apa yang ia cari. Bagi penerbit, bencana besar. Sumber pendapatan mereka hilang.
Kondisi diasumsikan segerombolan semut merah (media) – salah satu mereka menggigit seseorang, maka seluruh semut akan kena dampaknya – dibakar habis oleh korban yang digigit (pengguna).
Sekali pasang penghalau iklan, pengguna juga tidak akan melihat iklan di situs atau media online lainnya. Bahkan blog kecil dengan iklan yang tak seberapa – mereka terancam tidak bisa membiayai sewa hosting & domain.
Media online mainstream mulai kolaps
Sebagai contoh, media ternama di Inggris The Guardian, menyajikan berita secara cepat dan lengkap daripada beberapa pesaing mereka.
Namun akhir-akhir ini, mereka terlihat seperti kolaps. Bahkan ditulis dalam laman mereka sebuah pesan untuk meminta bantuan keuangan, terkesan ‘mengemis’
Terjemahan.
“Sejak Anda disini…
… kami memiliki sebuah permintaan bantuan kecil. Lebih banyak orang membaca Guardian dari sebelumnya namun jauh lebih sedikit membayar untuk itu. Dan pendapatan dari iklan di media turun drastis. Sehingga Anda dapat melihat mengapa kita perlu meminta bantuan Anda. independen, jurnalisme investigatif Guardian membutuhkan banyak waktu, uang dan kerja keras untuk menghasilkan. Tapi kami melakukannya karena kami percaya hal perspektif kita – karena mungkin perspektif Anda, juga.
Danai jurnalisme kami dan bersama-sama kita dapat menjaga dunia informasi.
Apa yang sebenarnya terjadi di dunia periklanan online?
Admin akan mencoba pelajari lagi dan mengupas secara detail, khususnya mengenai media online yang mulai compang-camping di kesempatan yang akan datang. Ayomaju.info.