Basa-basi atau small talk menjadi sebuah tradisi di dunia. Saat kita bertemu dengan orang lain, obrolan dimulai dengan basa-basi. Isinya sih kalau tanya ‘Hi… Apa kabar?’ itu wajar saja. Tapi kalau banyak tanya, hmmm.
Banyak pertanyaan menyebalkan yang tidak semua orang bisa menjawab dengan mudah. Sebagai contoh adalah ‘kapan kawin?’
Kalau udah ada calon sih, banyak alasan yang bisa diberikan. Tapi kalau masih jomblo dan nggak punya clue sama-sekali gimana coba?
Mending ikut bikin kaos seperti ini ;
Kalau yang udah siap nikah, siap-siap dengan pertanyaan akan akan selalu datang
Nha, liat tuh, pertanyaan kapan kawin sudah dijawab, sesudah nikah ditanya kapan punya anak, dan seterusnya. Hingga usia mulai lanjut masih juga ditanyaain. Jika kurang bahan buat nanya, kenapa tidak tanya ‘kapan mati’ sekalian? hehe.
Oops. Kayaknya orang yang baru mendengar ‘kapan mati?’ atau ‘masih hidup Lu?’ terdengar jahat dan sadis banget. Padahal di tempat saya, pertannyaan tersebut menandakan bahwa mereka bersahabat sangat dekat. Bisa diartikan mereka ‘geli’ menanyakan satu sama lainnya dengan kata-kata seperi ‘gimana kabar kamu? sehat?’ dlsb.
Masyarakat kita memang sudah terbiasa dengan basa-basi yang berbeda dengan negara lainnya. Jika pada umumnya orang yang baru bertemu akan menyapa secukupnya dan mengobrol dengan topik umum, sedangkan masyarakat kita, menanyakan ke orang lain seperti sedang diinterogasi kepolisian karena kesandung kasus ngupil di tempat umum.