Ane nemu sebuah postingan, dan kontennya tentang usaha mencari duit. (sumber : Beranda Iklan)

Namanya juga bakul, ya berdagang, dunia dagang, misteri dagang, banyak macamnya, meski berdagang dengan modal besar, omset juga besar, tapi kok bangkrut juga, heran, apanya yang salah.

Ini bukan cerita ngarang, tapi memang banyak terjadi di sekitar kita. Meski tragis untuk diceritakan, namun inilah sharing yang mungkin dapat kita ambil hikmahnya.

Kepada sahabat dan kerabat tersebut, si penulis mencoba mencari tahu apa penyebab kebangkrutan mereka, dan jawabannya sama : terlibat hutang kepada Bank Keliling (Bank Plecit-red).

Sebenarnya hutang bank untuk menambah modal dagang adalah wajar, namun bila bunga pinjaman sampai 20%, ini namanya jeratan rentenir, dan awal petaka sebuah bisnis telah dimulai meski perlahan namun pasti.

Memang mengandalkan bakat untuk berdagang tidaklah cukup. Tak cukup kalau kita hanya pandai merayu calon pembeli dengan mulut hingga berbusa-busa atau pergi ke Mbah Dukun untuk meminta penglaris demi melariskan dagangan kita.

APA??, PERGI KE MBAH DUKUN?? No way!!! itu syirik!!

pinjaman uang utang dukun

Ternyata kita butuh kecermatan dan hati-hati dalam mengelola omset dagangan kita. Kalau omset kita kecil dan tidak cukup untuk kulakan kembali itu namanya “warning”, tapi bila kita bernafsu sehingga terjebak berhutang pada rentenir, maka omset kita yang kecil hanya cukup untuk mengangsur hutang harian kita, dan untuk kulakan kita terpaksa berhutang pada rentenir yang lain. Demikianlah seterusnya sampai kemudian kita benar-benar bangkrut dibuatnya.

Kita harus pake logika, karena dagang identik dengan matematika, berhitung dan berprediksi. Kalau kita tak kuat menanggung modal, jangan memaksakan diri, karena setiap keterpaksaan akan berbuah kekacauan dan kegagalan.
Bisa ditebak endingnya! Kabur dan kabur, sebuah solusi pintas dan pantas untuk melarikan diri dari masalah.

Tapi jika kita bijaksana, pantaskah kita melarikan diri? tentu dalam tidurpun kita bermimpi tentang kegagalan dan kekecewaan.

So, pikir lagi sebelum nyari utang.