Jansport memang tak setenar Bodypack atau Eiger di Indonesia, sebenarnya produk asal Amerika Serikat itu telah ada sejak tahun . Tas buatan Jansport memiliki desain yang unik dari dulu sampai sekarang. Tas ini cukup banyak digemari kalangan pelajar muda baik laki-laki maupun perempuan.
Dan tahukah Anda sejarah terciptanya perusahaan tas Jansport?
Sejarah tentang asal-usul “JanSport” dimulai saat Murray, seorang mahasiswa desain industri, merancang ransel menggunakan bahan aluminium dalam bingkai fleksibel. Pacarnya, Jan Lewis membantu menjahit bagpack tersebut.
Murray membelikannya mesin jahit dengan harga $ 180 untuk Jan, dan mulai digunakan pada bulan Januari 1966. Dalam kontes desain yang disponsori oleh perusahaan aluminium Alcoa, Murray tampil sebagai pemenang. Nama Mr Pletz dituliskan dalam mug bergensi dari ALCOA saat itu.
Dengan penghargaan yang diraihnya, ia mendapatkan uang yang cukup lumayan untuk membangun sebuah perusahaan. Walaupun dana tersebut sangat pas-pasan, perusahaan baru akhirnya tercipta juga. Keponakan Murray, Skip Yowell ikut bergabung diperusahaan yang belum ada namanya ini.
Berlanjut ke cerita pernikahan. Murray memiliki seorang girlfriend (pacar) bernama Jan Lewis dan segera untuk melamarnya. Ia memberikan tawaran kepada Jan untuk bergabung dan menjahit. Jika Jan mau menikahinya, maka perusahaan itu bakal diberi nama depan Jan “Jansport.” Tentu saja Jan tak bisa menolaknya.
Perusahaan dibangun diatas pertokoan Seattle Transmission Shop. Sang ayah Norman Pletz sangat mendukung Murray. Norman juga ikut membantu produksi tas Jansport sebagai ‘machinist’ yang menangani aksesoris logam sebagai bingkai tas.
Dan sampai sekarang, perusahaan ini tetap berdiri. Produk mereka pun telah banyak ditemukan berbagai belahan dunia, termasuk juga Indonesia.
Semoga menginspirasi bagi Anda yang ingin membuka perusahaan 🙂