Baik di kota maupun desa, kebutuhan akan pelengkapan tenda sangat tinggi. Misalnya dalam acara resepsi pernikahan, rapat atau event organisasi lainnya.

Peluang bisnis sewa tenda jika ditekuni akan menghasilkan keuntungan yang lumayan besar. Ilham Septa Sirmaya rela melepas karirnya untuk menekuni bisnis sewa tenda. Beruntung, Ilham hanya melanjutkan usaha yang dirintis oleh ayahnya sejak tahun 1992 dengan merk Alzam Tenda di Cibiru Jawa Barat.

Namun begitu, Ilham tetap mandiri. Sempat meminjam modal Rp 30 juta untuk membeli perlengkpan seperti tenda, kursi, dan partisi. Melalui akun instagramnya @yakinutamaparty ia manfaatkan sebagai promosi online.

Optimisme pria yang berusia 28 tahun itu yang berani resign untuk banting stir menjaidi wirausaha ia tunjukkan bahwa bisnis sewa tenda sangat prospektif. Permintaan sewa tenda Yakin Utama tidak hanya menerima pesanan dari kawasan Bandung dan Jawa Barat saja, tetapi mulai meluas sampai ke wilayah Sumatra, Bali, Lombok dan Kalimantan.

sewatenda

Kapasitas tenda yang ia miliki saat ini sejumlah 20 unit tenda kerucut berukuran 3×3 meter dan tenda dekorasi seluas 3000 meter persegi.

Kebanyakan penyewa lebih sering menyewa tenda terpal atau tenda dekorasi. Sementara model kerucut lebih sidikit, kare sudah banyak perusahaan yang membeli sendiri untuk dipakai berulang-ulang daripada harus menyewa.

Dalam seminggu, dia paling tidak bisa menangani penyewaan di 10-20 tempat dengan luas tenda minimal 36 m2.

Tiap meter persegi tendanya dibanderol tarif sewa Rp10.000 – Rp50.000. Sementara untuk tenda kerucut dikenakan biaya sewa Rp500.000 – Rp750.000 per unit ukuran 3×3 m.

Walau membuat standar harga, Ilham mengaku pada sistem bisnis sewa tenda harga yang dikenakan ke konsumen tidak selalu bisa sama. Pelanggan sering menawar harga dan dia pun memberi promo disesuaikan dengan budget calon konsumen.

“Omzet kotor yang bisa didapat per bulan Rp80 juta – Rp100 juta. Kalau dipotong dengan biaya karyawan dan pinjaman pembelian barang-barang, bisa dapat keuntungan bersih sekitar Rp12 juta – Rp30 juta,” kata dia.

Perputaran uang dalam bisnis penyewaan tenda memang cukup besar namun modal yang diperlukan juga tidak sedikit.

Ilham berujar dia masih terus melakukan penambahan modal untuk perawatan barang yang ada, menambah barang baru, serta untuk menalangi biaya sewa yang tak langsung dibayarkan konsumen.

Yakin Utama memang menerapkan proses pelunasan di muka. Namun diakuinya hal ini tidak bisa diterapkan ke semua konsumen, khususnya para pelanggan lama.

Untuk menyiasati hal ini, dia memilih menggunakan modal pinjaman dari bank yang didapat lewat kartu kredit. Misalnya untuk mengganti tenda dia bisa meminjam dulu dan langsung melunasinya jika uang dari klien sudah dibayarkan.

“Terpal-terpal tenda itu biasanya diganti kalau sudah rusak. Umur ekonominya biasanya setahun atau hanya beberapa bulan, tergantung bagaimana kerapian cara bongkar pasangnya,” jelasnya.

Jika harus mengganti tenda baru, Ilham memilih untuk membeli bahan baku berupa terpal atau besi dari supplier. Kemudian proses pengelasan dilakukan sendiri oleh karyawan Yakin Utama di dalam workshopnya.

“Selisih harganya antara membuat sendiri dengan membeli lumayan besar. Misalnya tenda kerucut harganya bisa Rp9 juta – Rp15 juta, sementara kalau bikin sendiri harganya bisa jauh lebih murah,” kata dia.

(hrz/ref:bisnis..com)