Sumber: Bisnis.com – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menandatangani perjanjian kerja sama dengan Auckland University of Technology (AUT) untuk mengirimkan pegiat budaya ke wilayah Selandia Baru.

kerjasama-kemendikbud-dan-auckland-university-of-technology

Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mengungkapkan sebanyak 50 orang pegiat budaya dan 5 orang pendamping seperti fasilitator dan media akan menjalani program pelatihan profesional selama 3 minggu di daerah tersebut.

“Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan serta menguatkan kompetensi masing-masing pegiat budaya dibidangnya masing-masing. Bidang-bidang budaya tersebut antara lain seperti tari, musik, teater, film, galeri dan museum, visual, serta historian,” ujarnya, Kamis (13/10/2016).

Melalui kegiatan tersebut, lanjutnya, pihaknya berharap para pegiat budaya akan mempunyai rasa memiliki dan indentitas yang kuat terhadap kebudayaan Indonesia agar bisa menjadi pemimpin masa depan di masing-masing bidang budaya.

“Pelatihan tersebut akan berlangsung mulai 13 November 2016 hingga 4 Desember 2016 yang akan dilakukan dan ditangani oleh AUT sebagai mitra kami di Selandia Baru,” cetusnya.

Dia menambahkan, kegiatan tersebut juga sebagai wujud untuk memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dengan Selandia Baru terutama dibidang kebudayaan.

“Kegiatan ini diselenggarakan untuk membentuk sumber daya manusia yang mumpuni dibidang kebudayaan sehingga mampu menjadi agen-agen perubahan bagi lingkungan maupun kelompok masyarakat dimanapun pegiat budaya tersebut berada,” tuturnya.

Fasilitas

Sebanyak 50 pegiat budaya Indonesia akan mengikuti program budaya selama tiga minggu di Selandia Baru dengan pembiayaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Program pengiriman pegiat budaya ke Selandia Baru tersebut akan berlangsung pada 13 November hingga 4 Desember 2016.

Kemendikbud bekerja sama dengan Auckland University of Technology (AUT) membuat pelatihan profesional khusus untuk pegiat budaya Indonesia yang terdiri dari beragam latar belakang dan keahlian.

Bidang-bidang budaya tersebut adalah tari, musik, teater, film, galeri dan museum, visual, dan sejarah. Program budaya selama tiga minggu tersebut akan dilakukan dan ditangani oleh AUT sebagai mitra Kemendikbud di Selandia Baru untuk melatih 50 pegiat budaya sesuai bidangnya masing-masing.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid mengatakan, Selandia Baru merupakan salah satu negara dengan praktik terbaik dalam hal integrasi budaya dengan kehidupan modern.

Dalam kehidupan sehari-hari dan sistem kenegaraan, Selandia Baru masih menerapkan nilai-nilai budaya atau adat dari suku asli di Selandia Baru, yaitu Suku Maori.

“Kita bisa belajar banyak soal pengelolaan warisan budaya. Di beberapa tempat di Indonesia, warisan budaya banyak yang terancam karena modernisasi. Selandia Baru bisa menjadi contoh kita dalam mengintegrasikan budaya dengan kehidupan modern secara bersamaan, tanpa menghilangkan identitas budaya,” katanya seperti dikutip dari laman resmi Kemdikbud, Rabu (12/10/2016).

Hal tersebut disampaikannya usai menyaksikan penandatanganan Nota Perjanjian Kerja Sama antara Indonesia dengan Selandia Baru, di Bali Nusa Dua Convention Center, Rabu (12/10/2016). Penandatangan Nota Perjanjian Kerja Sama tersebut dilakukan di sela-sela penyelenggaraan World Culture Forum (WCF) 2016.

Nota Perjanjian Kerja Sama antara Indonesia dengan Selandia Baru ditandatangani Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri (PKLN) Kemendikbud, Suharti, dan Wakil Rektor Auckland University of Technology, Nigel Hemmington.

Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid menuturkan, Auckland University of Technology telah menyiapkan program budaya secara detil untuk 50 pegiat budaya Indonesia.

Di Selandia Baru, para pegiat budaya Indonesia akan menjalani program pelatihan profesional, dan akan melakukan cultural visit atau kunjungan kebudayaan ke tempat-tempat yang disesuaikan dengan bidang masing-masing pegiat budaya.

Sebelum diberangkatkan, para pegiat budaya akan mendapatkan pembekalan terkait substansi materi yang akan dipertukarkan antara pegiat budaya Indonesia dengan counterpart atau rekan bandingnya di Selandia Baru.

Pembekalan akan diberikan oleh Ditjen Kebudayaan dan AUT dalam Program Pra Orientasi pada 10-12 November 2016, sehingga semua pegiat budaya dapat memahami dan siap melaksanakan program budaya di Selandia Baru.

Seleksi para pegiat budaya telah berlangsung pada akhir Juni 2016 lalu melalui pengumuman di laman kemdikbud.go.id dan laman kebudayaan.kemdikbud.go.id. Pengiriman pegiat budaya ke Selandia Baru ini juga menjadi salah satu program dalam Program Beasiswa Unggulan Kemendikbud.