Foto credit [Jakarta Post]

Suara keras dari gamelan menyambut pengunjung ke bengkel gamelan tradisional yang disebut Daliyono Legiono di desa Baturetno di Kabupaten Banguntapan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Setiap pengunjung mendapat sepasang bulatan kapas untuk pasang telinga sebelum memasuki rumah.

Lokakarya Daliyono Legiono, didirikan pada tahun 1954, telah mengekspor gamelan di luar negeri. Pendiri adalah Daliyono dan sekarang anaknya, Legiono yang meneruskan warisan.

Membuat set gamelan membutuhkan keahlian yang ketat dan kesabaran. Untuk membuat gong, misalnya, lokakarya perlu dua sampai empat hari. Legiono mengatakan pemasaran awal hanya di daerah Yogyakarta dan sekitarnya, namun kemudian pada tahun 1980-an keluarga mulai menjual gamelan di Malaysia dan Singapura.

Workshop ini menjual satu set yang terbuat dari kuningan dengan harga Rp 220 juta, sementara yang menggunakan perunggu Rp 370 juta. Set termurah terbuat dari besi dan dijual seharga Rp 50 juta. Kuningan akan membuat suara lebih ringan sementara yang perunggu akan menghasilkan suara lebih menggelagar.