Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jepang (PPIJ Ehime), Andi Erwin Sarif  mengundang Ketua BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Bahlil Lahadalia beserta rombongan yang terdiri dari 14 orang dari pengurus pusat BPP HIPMI dan ketua-ketua BPD HIPMI propinsi ke Matsuyama sebagai Narasumber dalam program Scientific Interaction and Academic Studies.

ketua ppi jepang

Berikut adalah tulisan dari Andi kepada Tribun;

Bahlil Lahadalia, dari ujung timur Indonesia “Papua” hingga masuk ke jantung Indonesia “Jakarta”, merengkuh sukses menjadi seorang pengusaha yang berangkat dari ZERO modal hingga mempunyai asset ratusan milyar, pada usia di bawah 40 tahun. Beliau menyampaikan, modal itu nomor yang kesekian dan sangat keliru jika kita mengedepankan modal ketika memulai berusaha.

Hal yang terpenting adalah memiliki cukup pengetahuan, punya mimpi, memiliki networking, kepercayaan diri, dan terakhir doa. Mantan Bendahara Umum BPP HIPMI tersebut, jika di runut nasabnya adalah ZERO, di mana kedua orang tuanya bukanlah pengusaha, Ibunya yang tercinta adalah tukang cuci pakaian di rumah orang dan Bapaknya seorang buruh bangunan. Namun, Seorang Bahlil dengan modal tekad yang besar, berjuang tanpa lelah hingga mampu keluar dari jeratan lingkar kemiskinan, bahkan lebih daripada itu.

Dari dia, Bang Bahlil, berharap muncul usahawan-usahawan muda yang berani, inovatif dan kreatif, sehingga mampu menutup kesenjangan jumlah pengusaha, yang hanya 1,2 % dari 305 jumlah penduduk Indonesia, Jauh dari kondisi ideal minimal 4 %, dalam mengerakkan daya saing bangsa di kancah kompetisi global sekaligus memproteksi Indonesia dari lemparan pasaran dunia.

Paradigma Bangsa harus berubah jika tidak tergilas oleh Zaman. Hal ini seirama dengan yang disampaikan oleh Bung Karno pada saat pidato HUT Proklamasi, 1964, yang mengutip salah satu Firman Allah SWT dalam Al-Quran Surah Ar-ra’d ayat 11, beliau berkata “Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi Gitamu : Tuhan tidak merobah nasibnya sesuatu bangsa sebelum bangsa itu merobah nasibnya”.

Kehadiran BPP HIPMI di Matsuyama, Ehime Jepang dan oleh PPIJ Ehime bersama Internasional Office memfasilitasi pertemuan dengan Imabari Shipbuilding Co. Ltd, Toyota Ehime Motors, Junior Chamber International Matsuyama (JC Matsuyama) and Matsuyama Chamber of Commerce (Matsuyama CC), Gubernur Ehime Prefecture, serta menyampaikan kuliah umum dan ramah tamah dengan masyarakat dan mahasiswa Indonesia S1, S2 dan S3 di Ehime University.

Semoga ini bisa menjadi penggerak dan semangat jiwa-kewirausaahan mulai dari diri sendiri, masyarakat dan kebijakan negara sehingga mampu mensejahterakan masyarakat sebagai sebuah bangsa yang mandiri dengan tidak menggadaikan harga diri dan bangsa ini tapi mampu berdiri diatas kaki sendiri, kaki pemuda-pemudi Indonesia yang memiliki visi dan misi untuk kemajuan bangsa yang memiliki peradaban gemilang kedepan,

“Semangat Indonesiaku, dari Jepang kami berkarya untuk kemajuanmu” – Andi Erwin Syarif

Sekilas Tentang PPIJ 

Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang yang disingkat PPI-Jepang adalah organisasi yang beranggotakan pelajar Indonesia yang tengah menuntut ilmu di Jepang. Organisasi ini didirikan di Tokyo pada tanggal 24 Juni 1953 dengan nama “Himpunan Mahasiswa Indonesia di Jepang” yang kemudian dalam perjalanan waktu namanya berubah menjadi “Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang” atau dalam bahasa Jepang disebut “Zainichi Indonesia Ryugakusei Kyokai”.

Organisasi PPI Jepang terdiri dari 9 (sembilan) Korda:

  1. Korda Hokkaido yang meliputi wilayah: Sapporo, Hakodate;
  2. Korda Tohoku yang meliputi wilayah: Akita, Niigata, Aomori, Miyagi, Fukushima, Iwate dan Yamagata;
  3. Korda Kanto yang meliputi wilayah: Tokyo, Gunma, Kanagawa, Ibaraki, Chiba, Yamanashi, Saitama dan Tochigi;
  4. Korda Chubu yang meliputi wilayah: Nagoya, Gifu, Toyohashi, Shizuoka, Mie;
  5. Korda Hokuriku yang meliputi wilayah: Kanazawa, Toyama, Fukui;
  6. Korda Kansai yang meliputi wilayah: Osaka, Kyoto, Hyogo, Nara, Okayama, Kagawa, Wakayama, Shiga dan Tottori;
  7. Korda Chugoku yang meliputi wilayah: Hiroshima, Shimane dan Yamaguchi;
  8. Korda Shikoku yang meliputi wilayah: Tokushima, Ehime, dan Kochi;
  9. Korda Kyushu yang meliputi wilayah: Fukuoka, Saga, Kumamoto, Nagasaki, Oita, Kagoshima, Miyazaki, dan Okinawa.

Sekilas Perjalanan HIPMI

Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) didirikan pada tanggal 10 Juni 1972. Pendirian organisasi ini dilandasi semangat untuk menumbuhkan wirausaha di kalangan pemuda, karena pada saat itu tidak banyak kaum muda yang bercita – cita menjadi pengusaha.

Para pendiri yang rata – rata merupakan pengusaha pemula yang terdiri dari Drs. Abdul Latief, Ir. Siswono Yudo Husodo, Teu ku Sj ahrul, Datuk Hakim Thantawi, Badar Tando, Irawan Djajaatmadja, SH , Hari Sjamsudin Mangaan, Pontjo Sutowo, dan Ir. Mahdi Diah.

Pada saat itu anggapan yang berkembang di masyarakat menempatkan kelompok pengusaha pada strata yang sangat rendah sehingga sebagian besar anak muda terutama kalangan intelektual lebih memilih profesi lain seperti birokrat, TNI / POLRI dan sebagainya.

Dalam perjalanannya sampai terjadinya krisis ekonomi di tahun 1998, HIPMI telah sukses mencetak kaderisasi wirausaha, dengan tampilnya tokoh – tokoh muda dalam percaturan dunia usaha nasional maupun internasional. Keadaan itu kemudian dapat merubah pandangan masyarakat terhadap profesi pengusaha pada posisi terhormat.

Pada Era Reformasi, terutama pasca krisis ekonomi, di tuntut adanya perubahan visi, dan misi organisasi. HIPMI senantiasa adaptif dengan paradigma baru yakni menjadikan Usaha Kecil – Menengah sebagai pilar utama dan lokomotif pembangunan ekonomi nasional.

(hrz)