Sebuah Film berjudul “Istirahatlah Kata-Kata” megisahkan tentang seorang penayair yang hilang : Wiji Thukul. Film tersebut bakal diputar untuk pertama kalinya pada International Film Festival di Locarno, Swiss, tanggal 3 sampai 13 Agustus 2016.

wiji thukul film

Istirahatlah Kata-Kata merupakan karya film panjang oleh sutradara Yosep Anggi Noen. Menurut sutradara asal Yogyakarta ini, kisa hidup Wiji Tukul sangat luar biasa ketika masa pelarian pada tahun 1996, saat itu terjadi setelah peristiwa kerusuhan pada tanggal 27 Juli 1996.

“Membaca puisi-puisi Wiji Thukul adalah membaca catatan harian tentang rumah sederhana, nasi, roti yang tak terbeli, dan cerita-cerita tetangga,” kata Yosep melalui kepada pers tertulis 14/7, “Wiji menunjukkan bahwa puisi mampu disusun dari keseharian, bukan saja bunga-bunga kata. Wiji menyajikannya dalam puisi yang lugas sekaligus lugu sehingga sangat efektif mencatat jaman dan mengoreksi kekuasaan pada masa itu,”

Istirahatlah Kata-Kata, yang memiliki judul internasional Solo, Solitude, ikut berkompetisi dalam bagian Concorso Cineasti del presente. Para peserta merupakan filmaker dari berbagai belahan dunia yang terlah terpilih atas film pertama atau film kedua mereka.

Yosep memulai film pertamanya “Vakansi yang Janggal dan Penyakit Lainnya” pertama kalinya diputar pada tahun 2012 dalam ajang yang sama.

“Film ini didedikasikan untuk penonton Indonesia. Terutama generasi muda. Segera kami akan membawa film ini pulang dan mengusahakannya tayang di bioskop Indonesia,” tulis sang Produser, Yulia Evina Bhara.

Film “Istirahatlah Kata-Kata” diproduksi bersama oleh Yayasan Muara, KawanKawan Film, Partisipasi Indonesia, dan LimaEnam Films. Film itu melibatkan Gunawan Maryanto, Marissa Anita, Melanie Subono, Eduwart Boang, Arswendy Nasution, dan Davi Yunan sebagai para pemain. (Aubrey Kandelila Fanani/Fitri Supratiwi)