VANS, adalah satu satu brand yang udah nggak asing lagi di telinga kita. Bahkan, salah satu merk asal Amerika ini menjadi primadona kaum muda di Indonesia. Namun sayangnya, Vans harus menutup penjualan mereka di Indonesia karena bangkrut.

Distributor Indonesia merek sneaker Vans, PT. Gagan Indonesia, telah mengajukan kebangkrutan di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat setelah gagal bernegosiasi dengan krediturnya berdasarkan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

Semua toko Vans Indonesia telah ditutup mulai 31 Mei, menurut kompas.com.

Pembeli setia Vans telah menyatakan kekecewaannya atas perkembangan media sosial, menggunakan hashtag #savevansindonesia di Twitter dan Instagram. Beberapa dari mereka memposting foto slogan Vans “Off the Wall”.

Sementara, menurut kontan.co.id, PT tersebut juga mendistribusikan merek populer lainnya di Indonesia, termasuk Adidas, Bebe, Promod, Quiksilver dan Ted Baker.

Ini cukup aneh, pengguna clothing, terumata sepatu Vans di Indonesia sangat banyak. Tapi mengapa bisa bangkrut?

Harga Lebih Mahal daripada di Luar Negeri

Beberapa opini mengatakan bahwa Vans dipatok dengan harga mahal di Indonesia:

“Saya tinggal di USA sekarang, setiap kali saya berkunjung ke Jakarta, saya tidak tertarik berbelanja. Elektronik, pakaian, dll lebih murah di Amerika Serikat. Hanya makanan dan restoran yang lebih murah di jakarta” – Phintias

“Selain harganya yang sangat mahal, ada produk lokal yang telah menduplikat produknya dengan harga yang lebih terjangkau namun tetap memiliki kualitas yang baik dan saya rasa perlu mengetahui tingkah laku pasar kita,” kata Aprians “mereka akan berpikir dua kali dan mencari substitusi lain yang memberi mereka kepuasan yang sama, kecuali orang kaya”

Vans adalah satu brand favorit, namun bukanlah the ‘only one’ seperti lagunya Yellowcard…

Walaupun nggak nyambung…

Konser dulu genk… Yellowcard (yang juga udah bubar) – Only One (Vans Warped Tour 2014)