Ayomaju.info – Merantau sudah menjadi tradisi di beberapa negara di dunia, tidak terkecuali Indonesia. Dengan banyaknya faktor membuat banyak orang yang berada di daerah berbondong-bondong datang ke Jakarta dan beberapa kota besar lainnya. Salah satu magnet kuat adalah besarnya upah, gaji, atau peluang usaha yang jauh lebih besar.
Di tahun 2015 saja, umk kota Jakarta, Tangerang, dan Bekasi hampir menyentuh angka 3 juta rupiah. Meski demikian, buruh masih merasa upah tersebut belum layak dan sempat juga menuntut gaji 4,9 juta.
Ya, angka tersebut tentunya sangat memberatkan para pengusaha dan dinilai masih terlalu ‘ngawur’. Kemudian penetapan UMR Jabodetabek berkisar antara 3,2 jutaan.
Menilik di daerah lain seperti di Provinsi Jawa Tengah, angka UMP jauh dari kota-kota diatas. Bahkan bisa dibilang setengahnya saja.
Di tahun 2016, Ganjar Pranowo selaku Gubernur Jawa Tengah sudah menetapkan nominal besaran Upah Minimum Kota atau UMK untuk Propinsi Jawa Tengah. Besarnya nilai UMK berbeda-beda untuk tiap kota yang ada di jawa tengah. Saat ini UMK Semarang 2016 masih tertinggi yaitu 1 juta 900an. Demak menduduki posisi tertinggi kedua meski tidak termasuk kota yang cukup populer di Jawa Tengah.
Besarnya UMR Jawa Tengah sangat bergantung pada kemajuan industri masing-masing kota.
Seperti misalnya Demak yang memiliki upah tertinggi kedua karena beberapa industri yang membuka cabang di jawa tenagh memilih di daerah demak daripada semarang karena beberapa pertimbangan sehingga biasanya masih terdaftar sebagai cabang semarang meskipun berada di demak.
Nah, kali ini kita akan memberikan Daftar UMR dan UMK Tahun 2016 untuk wilayah Jawa Tengah
Image : Suara Merdeka
Banyak keluhan dari beberapa orang yang kami temui soal penghasilan mereka, untuk membeli kebutuhan pokok dan berbagai kebutuhan lainnya di kota-kota di Jawa Tengah, tidaklah jauh berbeda dengan pengeluaran di ibu kota.
Salah seorang sebut saja Wawan, ia tidak ada motivasi untuk bekerja pada sektor formal di Jawa Tengah.
“Kalau disuruh milih, saya mending berangkat lagi ke Jakarta, kalau nggak ya mending usaha saja. Lha gimana coba, harga bbm sama, udud juga sama, nasi goreng cuman beda 1000 perak.” Kata Wawan.