Temanpintar.com – Setelah terjadi serangan teroris 11 September, Presiden AS George W Bush mulai merancang penggulingan presiden Irak Saddam Hussein.
Seperti yang dikutip dari Republika.co.id (29/5/20016) Menurut Richard M Daulay dalam Amerika Vs Irak : Bahaya Politisasi Agama, Bush dan para pembantunya sangat getol mengkampanyekan bahwa Irak, Iran dan Korea Utara adalah negara-negara yang sangat berbahaya bagi keamanan Amerika dan sekutu-kutunya.
Pada bulan November tahun 2002 dewan keamnan PBB mengeluarkan UNSCR 1441. Selang beberapa bulan,pada tanggal 19 Maret 2003, AS menyerang Irak tanpa persetujuan dewan PBB. Dunia bereaksi keras terhadap langkah AS yang melecehkan norma-norma internasional. Akhirnyaterjadi demonstrasi besar-besaran di dunia menentang perang Irak.
Mulainya AS melancarkan serangn ke Irak dengan dua sasaran, yaitu melengserkan presidan Irak Saddam Hussein karena di anggap telah terlibat dalam serangn 11 September 2001.
Menurut gedung putih, paling tidak Irak dan Alqaeda punya jaringan kerja sama. CIA menegaskan bahwaAlqaeda dan Irak tidak ada hubungan kerja sama. Akan tetapi, bush dan para penasehatnya menolak saran dari Intelijen.
Alasan kedua, untuk memperkuat alasan menyerang Irak, AS berargumen dan mengindikasi bahwa Irak sedang membangun dan menyimpan senjata pemusnah massal.
Namun, kedua tuduhan Bush untuk melawan terror itu sama sekali tidak terbukti. Untuk menutupi kekeliruan itu, AS kemudian membuat alasan yang baru, yakni membebaskan dan memerdekakan Irak dari dictator Saddam Hussein.
Intervensi AS atas Irak tak sekali itu terjadi. Pada Agustus tahun 1990 AS turut campur saat irak menginvasi dan mencaplok Kwait. Hal ini menjadi perang teluk pertama.
AS menjadikan Irak sebagai musuh, ini memunculkan beragam spekulasi, yang salah satunya adalah sekenario serangan dari grand design untuk melemahkan benteng pertahanan perjuangan rakyat Palestina.
Sumatno dkk dalam Saddam Hussein dan Krissis teluk menjelaskan, Sikap saddam yang sangat pro terhadap Palestina. Menjadikan persoalan bangsa Kuwat erat sekali dalam perjuangan bangsa Palestina yang sekarang ini dalam keadan memrihatinkan terutama di daerah perbatasan dengan Israel.
Alasan mengapa Saddam Hussein ingin menguasai Kuwait adalah keinginanya mengusir penjajah Israel dari daerah-daerah yang didudukinya, yakni tepi barat, Jalur Gaza dan dataran tinggi Golan.