Kadang orang stress bisa dikenali dari roman muka pemiliknya. Dan orang lain biasanya akan mencari tempat yang jauh dari si pemilik muka mengerikan ini.
Tono adalah seorang penjual tempe di pasar Minggu, Jakarta Selatan. Pada Senin malam, tiba-tiba ia mendapat telepon dari Tini, istrinya, bahwa Tina, anak kecil mereka satu-satunya, sakit keras. Dan tono harus segera pulang. Maka dengan perasaan tak karuan, Tono melompat ke bus jurusan Pulogadung untuk kemudian melanjutkan perjalanan menuju kampungnya di Jawa Tengah. Tengah malam itu, baru satu kakinya menginjak aspal terminal, ia telah dipepet oleh tiga orang preman terminal Pulogadung yang terkenal sangar. Entah karena mencemaskan anaknya atau memang amat kesal pada begundal itu, Tono tiba-tiba membentak tiga preman itu, “Minggir lu! Kagak tau orang lagi stress apa!”
Diluar dugaan Tono, tiga preman itu langsung mengkeret mendengar gerakannya. Malah mereka menawarinya rokok. Rupanya preman tahu, orang stres bisa berbuat apa saja.
Lolos dari tiga preman itu, Tono sukses menemukan bus yang akan mengangkutnya melintasi jalur pantura. Ia nyaris tertidur lega ketika dari tempat duduknya, ia mendengar sang supir mengeluh pada awak bus disebelahnya, “Gue lagi stress nih!”
Kantuk Tono kontan hilang, ia juga tahu, sopir yang stress bisa berbuat apa saja dengan pedal gas dan stirnya….