Memang belum ada yang menulis peraturan dan saya belum pernah dengar ada yang bilang “Woy, lu yang badannya tinggi, nontonnya di belakang! mengganggu banget!”. Walaupun begitu, banyak juga sebenarnya yang memperdebatkan soal : haruskan nonton dibelakang kalau punya tubuh tinggi ini.
Saat konser di luar negeri, banyak orang yang lebih pendek atau tepat di belakang seorang yang bongsor mengeluhkan ia merasa kurang senang, tak terlihat, dan terabaikan.
“Nothing makes a concertgoer feel put-upon more quickly than standing still and minding your own business as a towering wall erects itself in front of you. And of course, it’s far worse when said wall appear to lack consideration or even awareness. It makes the shorter person feel disregarded, invisible, ignored.”
Tapi bagaimana jika kamu adalah orang yang tingginya lebih tinggi daripada yang lain?
“everyone gotta stand somewhere, you know’? kata Thomson pengamat musik.
Saya nggak tahu apakah aturan itu harus segera ditetapkan bahwa orang yang memiliki tubuh tinggi harus nonton di belakang selama konser berlangsung.
Kalau menurut saya pribadi, nggak, aturan macam apa itu. Semua orang berhak nonton dimana aja, asal jangan sampai lompat ke panggung dan menggangu konser, atau lompat pager karena menghindari tiket masuk.
Kenapa saya nggak setuju? alesannya, saya punya tinggi badan 180 cm. Iya sih, kalau saya nonton konser pas didepan, dan ketika saya nengok ke belakang, nggak ada orang hehe.
Tapi saya nggak tahu bagaimana persaan orang yang ada di belakang saya, i’m sorry, that was not my fault. Maaf saya bukan orang yang egois, tapi saat konser rock sampe metal, rasanya kurang ‘greget’ kalau nggak di depan.