Niatnya pengen berbuka dengan makanan yang bervariasi, boleh sih, tapi perlu lebih barhati-hati dan perlu lebih waspada nih. Soalnya ada sebuah berita yang ada di tribunnews, ada takjil di dekat masjid agung surabaya yang mengandung boraks.

Inpeksi mendadak yang dilakukan Balau Besar Pengawas Obat dan Makanan BBPOM di Surabaya mendapati Kerupuk puli yang dicurigai mengandung boraks. Makanan tersebut merupakan satu-satunya sampel positif mengandung pengawet dari borak dari 12 sampel makanan dan minuman.

Kerupuk puli merupakan makanan khas yang saat ini sering diburu sebagai takjil. Beraneka ragam bentuk dan warna ternyata menyimpan sebuah bahaya di dalamnya.

Sebelum membeli makanan ini, sebaiknya kita bedakan dulu mana yang mengandung boraks dan mana yang higienis.

Kerupuk puli (ketan) yang menganduk boraks mempunyai ciri-ciri rasanya yang berbeda, akan terasa rasa pahit di bagian akhir setelah kita menelan atau mengunyahnya. Sementara pada kerupuk puli normal, rasanya tetap sama ketika mulai memakan, mengunyah dan menelan.

Dari segi fisiknya, kerupuk puli berpengawet cenderung mempunyai textur keras dan tidak mudah hancur. Biasanya para pembuat menamakan bahan pengawet ‘bleng’ yang berasal dari bahan baku boraks, tentunya ini adalah sebuah ‘kebiasaan’ yang bisa menimbulkan kerugian kepada konsumen.

Kebiasaan ini maksudnya adalah penggunaan bleng itu sendiri, hampir kebanyakan orang yang membuat mengira sudah merupakan hal biasa dan bleng aman-aman saja.

Bleng Djago = boraks

Bleng Djago = boraks

So, jangan sampai nikmatnya takjil mempertaruhkan kesehatan anda di kemudian hari. Tetap waspada. (adt)