Nonton konser merupakan salah satu hiburan yang sangat subjektif. Tergantung seperti apa selera musik yang mereka nikmati. Dan yang menjadi pengamatan saya saat ini adalah mengenai konser dangdut vs metal.

Konser Dangdut

Menurut saya, tontonan dangdut adalah tontonan yang sangat menjijikkan. Terutama saat konser dangdut yang ada di daerah. Tujuan mereka datang berbondong-bondong tidak memiliki tujuan yang sama. Beberapa benar-benar ingin menikmati musik dangdut, sebagian lagi pengen nonton penyayi meskipun suara dan musiknya kacau, bahkan menunjukkan tontonan yang tidak layak untuk umum. Dan parahnya lagi, orang-orang yang datang dengan niat pengen rusuh.

Padahal, musik dangdut mempunyai alunan untuk bergoyang santai. Tapi gara-gara kesikut dikit, penonton langsung saling melotot, tawuran.

contoh video kerusuhan :

https://youtu.be/bwR14k4nac8?t=39

 

Konser Metal

Sudah jelas, penonton rela membayar tiket masuk demi tontonan yang mereka inginkan. Bagi penggemar musik metal, mereka datang selain ingin melihat langsung band favoritnya, mereka juga tahu bagaimana untuk menikmati musik cadas.

Sekilas orang awam bilang ‘musik apaan, joget kayak berantem gitu, syetan’. Padahal, itulah cara anak metal menikmati musik yang kurang popular tersebut. Saya telah bertanya pada beberapa penonton yang rela datang jauh dari Palembang, Semarang, Jogja, dan berbagai kota lainnya untuk datang ke Jakarta, mereka bilang tak menyesal beli tiket mahal dan jarak bukanlah sebuah masalah.

Saat konser berlangsung, memang terlihat sangat brutal. Moshing, Wall of Death, Headband, Pogo dan banyak lainnya merupakan seni dalam tontonan tersebut. Meski saling senggong, sakit tentunya, mereka tidak berantem dan dendam.

Contoh tontonan musik death metal

https://youtu.be/ZVRfyEt4qeo

Musik dangdut dan Metal

Kedua musik tersebut memiliki persamaan makna yang buruk dalam lirik yang dilantunkan. Dangdut mempunyai konten lagu khusus untuk orang dewasa, padahal lagu dangdut disebarkan melalui semua media yang menjangkau semua kalangan. Banyak kata-kata yang sebenarnya tak pantas untuk dijadikan sebuah lagu kemudian dinyanyikan anak-anak, bahkan terdengar menjijikkan jika terdengar di tempat umum meskipun didengarkan oleh orang dewasa. Sementara musik metal punya lirik yang sangat eksplisit, artinya mereka mengucapkan kata-kata secara gamblang untuk jiwa yang berontak. Ya, menurut saya, konten dangdut dan metal sama-sama buruk, kalau mau bagus, ya lagu religi.

Kedua tontonan memakan banyak korban, di musik metal, banyak korban seperti lecet, benjol, keseleo, dan kelelahan. Sementara korban tontonan dangdut adalah korban jiwa, ke rumah sakit, kena pentungan polisi dan moral, penonton fap fap sampe di rumah.

Saat konser metal, semua orang terlihat brutal, tapi sebelum dan sesudah acara, mereka sangat sopan kepada penonton lain, bahkan mereka saling share. Beda dengan dangdut, sebelum dan sesudah acara, beberapa geng berbisik ‘nih orang dari kampung mana bro… gaya nya sok-sokan’.

Sisi positifnya dangdut adalah musik yang dapat menambah nikmat prasmanan saat resepsi, sementara sisi positif untuk musik metal, hanya anak metal yang bisa merasakan sendiri, feel the taste!

Simpan