Hampir memasuki bulan September, tapi hujan masih saja melanda berbagai daerah di Indonesia, tak terkecuali Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNP), Sutopo Purwo Nugroho menghimbau kepada warga Jakarta untuk waspada adanya kemungkinan banjir di ibu kota. Menurutnya, fenomena La Nina efek selama hujan meningkat. Bahkan, curah hujan yang lebih besar akan terjadi selama musim hujan. Hal tersebut dapat meningkatkan potensi banjir di Jakarta.
“Hujan deras diperkirakan berlangsung November 2016 sampai Maret 2017,” kata Sutopo dilansir dari laman Tempo.com pada 27 Agustus 2016.
Hujan lebat di akhir bulan Agustus membuat sejumlah wilayah di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur terendam banjir. Menurut Sutopo, banjir juga disebabkan oleh saluran drainase yang tidak mampu menampung dan aliran sungai.
“Hujan dengan intensitas tinggi sering menyebabkan banjir dan genangan di Jakarta,” tambah Sutopo.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jakarta, banjir merendam 39 RW di 15 desa dan delapan kecamatan di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Banjir memiliki dampak langsung pada sebanyak 10 538 rumah tangga atau 31 622 orang.
“Namun, tidak satupun dari mereka mengungsi akibat banjir,” katanya.
Banjir regional di Jakarta Selatan meliputi Kecamatan Kebayoran Baru, Cilandak, Cipete Selatan, Pasar Minggu, Mampang Prapatan, dan Guest House. Sementara di banjir Jakarta Timur berada di Pasar Rebo, Ciracas, dan Kramat Jati.
Petogogan Kelurahan, Kecamatan Kebayoran Baru menjadi daerah terparah. 90-100 sentimeter air setinggi rendam 39 3 RW RT di wilayah tersebut.
“Banyak rumah dan kendaraan terjebak oleh banjir,” katanya.
Sementara, banjir setinggi 40-100 sentimeter merendam tiga desa, sembilan RW dan 54 RT di Desa Pondok Labu, Cipete Selatan dan Gandaria Selatan.
Banjir tinggi di Kelurahan Gandaria Selatan mencampai 70-100 sentimeter. Begitu juga dengan banjir di distrik yang mencakup Kecamatan Pasar Minggu yang meiputi kelurahan Jatipadang dan Ragunan.
“Kendaraan yang nekat menerobos jalan akhirnya mogok di jalan,” katanya.
Sutopo mengatakan bahwa banjir telah surut. Selain merendam rumah, kemacetan di berbagai jalan muncul sebagai akibat dari bencana ini.
“Pusdalops BPBD DKI Jakarta masih melakukan pendataan banjir,” pungkasnya.