Sumber berita : detik.com Jakarta -Investor Rusia menyatakan minatnya membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Batam, Kepulauan Riau. Berapa biaya bangun pembangkit nuklir?
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana mengungkapkan, biaya investasi pembangunan PLTN memang jauh lebih mahal daripada investasi pembangkit lainnya seperti PLTU batu bara, gas, air, bahkan matahari.
“PLTU misalnya, untuk satu megawatt (MW) biaya investasinya sekitar US$ 3-5 juta. Sedangkan PLTN itu mencapai US$ 7-8 juta per 1 MW, jauh lebih mahal memang,” ujar Rida kepada detikFinance, Senin (17/11/2014).
Rida mengatakan, walau mahal Indonesia sebenarnya sudah harus membangun PLTN mulai dari sekarang, pasalnya pembangunan PLTN memakan waktu 7-8 tahun lamanya.
“Dalam 7-8 tahun ke depan itu kita butuh banyak energi listrik, listrik untuk transportasi, listrik untuk memasak dan penerangan. Sementara dalam 7-8 tahun ke depan semua energi sudah kita manfaatkan semaksimal mungkin sampai yang energi baru terbarukan, dan prediksi saya itu masih kurang, kita butuh banyak listrik 7-8 tahun ke depan dan nuklir salah satu jalan keluarnya,” ungkap Rida.
Ia menegaskan, listrik yang dihasilkan dari nuklir memang lebih mahal untuk saat ini, tapi 7-8 tahun mendatang Indonesia bisa kekurangan listrik.
“Pilih mana harga mahal listrik ada? Daripada nggak bangun PLTN listrik kurang? Kita gelap-gelapan, sekarang saja orang nggak bisa lepas dari nge-charge ponsel, nge-charge kan butuh listrik,” tutupnya.