Sebagian besar dari kita pasti sudah akrab dengan yang namanya pasir hisap / lumpur hisap (quick sand) dalam adegan film. Kita bisa membayangkan bagaimana kengerian pasir hisab tersebut ketika kita tak bisa melawannya. Semakin panik, maka akan semakin cepat tenggelam pada pasir tersebut.
Namun pada faktanya, lumpur hisap tidak memiliki kemampuan untuk membenamkan seluruh bagian tubuh manusia dari unjung kaki sampai ujung kepala. Hal ini dijelaskan oleh sebuah studi oleh Nature Journal,
Para peneliti di Belanda dan Perancis mempelajari lumpur hisap merupakan gabungan dari pasir halus, tanah liat, dan air garam. Ketika dalam keadaan “diam” atau “istirahat”, lumpur hisap akan mengental seiring dengan berjalan waktunya namun tetap sensitif terhadap variasi kecil dalam tegangan. Dalam keadaan tegangan tinggi, lumpur hisap dapat mencair secara cepat dimana semakin tinggi tegangan tersebut maka lumpur hisap akan semakin cair. Hal inilah yang menyebabkan badan yang terjebak didalamnya tenggelam ketika badan tersebut bergerak.
Akan tetapi, perlu diingat, seseorang yang terjebak dalam lumpur hisap tidak akan tertarik hingga ke paling dalam. Alasannya adalah manusia tidak cukup padat (densitas rendah). Lumpur hisap memiliki densitas sekitar 2 gram per mililiter, sedangkan manusia hanya sekitar 1 gram per mililiter. Pada level densitas demikian, tenggelam dalam lumpur hisap adalah hal yang mustahil terjadi. Badan yang terjebak hanya akan “tenggelam” hingga pinggang dan tidak lebih dari itu.
Bahkan benda dengan densitas yang lebih besar dari lumpur hisap juga akan mengapung, kecuali hingga benda tersebut bergerak. Sebagai contoh, alumunium yang memiliki densitas sekitar 2.7 gram per mililiter akan mengapung diatas lumpur hisap hingga gerakannya menyebabkan lumpur untuk mencair.
Fenomena ini digambarkan oleh peneliti dengan menempatkan manik yang terbuat dari aluminium di atas wadah yang berisi lumpur hisap. Dalam keadaan “tenang” manik tersebut tetap berada di permukaan meskipun memiliki densitas yang lebih tinggi. Ketika wadah tersebut digoyang dengan keras, manik tersebut turun ke bawah
Nah pertanyaan pun muncul, jika viskositas lumpur hisap berkurang ketika ada gerakan di dalamnya, mengapa sangat sulit untuk keluar dari jebakan lumpur hisap? Jawabannya adalah setelah pencairan awal, viskositas lumpur hisap (ketebalan atau hambatan aliran) meningkat. Peningkatan ini disebabkan karena adanya pembentukan sedimen pasir yang memiliki viskositas sangat tingi. Kesulitan untuk menggerakan pasir yang padat inilah penyebabnya.
Jadi apa yang harus dilakukan jika kita tercebur dalam lumpur hisap? Menurut Daniel Bonn, seorang professor jurusan fisika di Van der Waals-Zeeman Institute, University of Amsterdam, caranya adalah dengan mengerakkan dan meliuk-liukkan kaki kita. Ini dapat memberikan ruang antara kaki kita dengan lumpur hisap sehingga air dapat mengalir ke bawah dan melonggarkan (melebarkan) lumpur tersebut. Gerakan kaki ini dapat dilakukan dengan pelan dan bertahap.
Tapi bukan berarti tidak berbahaya. Karena semakin besar tekanannnya, semakin banyak cairan yang terbentuk di pasir hisap sehingga gerakan korban membuatnya terperosok semakin dalam. Kuncinya adalah TENANG