Ancaman kebangkrutan menghampiri perusahaan minyak dunia setelah harga minyak mentah menyentuh angka terendah dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Salah satu perusahaan audit dan konsultasi, Deloitte menyebutkan bahwa sepertiga perusahaan minyak yang tercatat di bursa saham dunia akan bangkrut tahun 2016 ini. Mereka telah melakukan penelitian sebanyak 500 perusahaan minyak dan gas di seluruh dunia.
Berita dari laman Fortune, menuliskan bahwa beberapa perusahaan minyak dan gas telah menurunkan anggaran belanja dan beban karyawannya sejak tahun lalu. Sebanyak 175 perusahaan minyak dan gas memiliki resiko hutang sebesar US$ 150 miliar. Perusahaan-perusahaan tersebut dirundung masalah terkait turunnya harga saham dan aset perusahaan.
Salah satu produsen shale gas terbesar di Amerika Serikat, Energy Corp, harga sama turun 50 persen dalam sehari, dan terpaksa mengeluarkan penyataan yang menyangkal akan mengambil perlindungan kebangkrutam, Cahpter 11.
Rusia dan Arab Saudi merupakan negara harapan bagi perusahaan-perusahaan minyak di dunia, mereka menginginkan kedua negara penghasil minyak tersebut bersedia untuk memangkas produksi guna menaikkan harga.
Tidak semua perusahaan bakal mengalami kebangkrutan, menurut laporan Deloitte, ada industri yang mampu bertahan, diantaranya penyedia peralatan dan pekerja pengeboran minyak. Walaupun masih berkaitan, sektor tersebut tidak begitu besar dalam pengeluaran modal.