Penampilan seorang musisi band terutama beraliran metal / hardcore yang tatoan, tindikan dan kaos acak-acakan masih menempel sebagai identitas seorang gitaris band Vanna, dia adalah Evan Pharmakis.
Side project Evan hampir sama dengan personel band-band lainnya, seperti Danny Worsnop yang rela keluar dari post-hardcore band Asking Alexandria menjadi rock n roll di We Are Harlot dan Tom Delonge yang tak bersama lagi dengan blues nya Blink 182 yang telah lama membentuk Angel and Airwaves dengan soul alternativenya.
Namun evan lebih berani tampil solo, one band show side project. Jadi saat dirinya tampil, ia tak menyebutkan namanya dengan Evan, namun Wind In Sail. Contoh side project seperti ini adalah Secondhand Serenade, band ini adalah one man show dari John Veseley.
Dibalik sisi metalnya, Evan ternyata telah lama menyimpan kegundahan dalam hatinya. Ternyata tak disangka ia memiliki bakat untuk memainkan musik mellow seperti Secondhand Serenade. Lantunan akustik melankolis, agak galau dan lagu tentang cinta mendapat apresiasi dari penggemarnya.
Album resmi perdana Wind in Sail dengan album title “Morning Light” dirilis pada 24 Februari 2015. Salah satu lagu hitsnya berjudul : Push and Shove
Dari lagu tersebut kita bisa tahu bahwa seorang metal yang terlihat acak-acakan ternyata punya sebuah perasaan seperti orang pada umumnya. Jadi siapa bilang anak metal itu gak punya cinta!
Vanna Band lamanya yang telah ditinggalkan pada tahun 2012, sebenarnya adalah dia sendiri yang membuat band itu terbentuk. Alasan ia keluar adalah karena masalah finansial dan keluarga. Mungkin lagu-lagu yang dibuat oleh Evan Pharmakis ini merupakan isi hati dari masalah yang ia hadapi saat itu.
Lagu sebelumnya di tahun 2013 ( EP ) Wind in Sail – Level Head