Ketika Anda mendengar tren bisnis yang disebut “startup”, mungkin sudah tidak asing lagi di tahun 2016. Imej tentang bisnis anak muda dengan tren usaha digital selalu digadang-gadang bakal menjadi spektakuler. Namun, satu persatu startup tanah air banyak yang tumbang di tahun ini. Dan apakah di tahun 2017 akan lebih bagus lagi?
Startup memang masih akan mejadi tren di Indonesia pada 2017 mendatang. Akan tetapi, hanya ada pada sektor tertentu yang akan jadi primadona. Menurut proyeksi Mandiri Capital, salah satu venture capital di Indonesia, tren startup tahun depan akan datang dari industri fintech dan data analytics.
Seperti dilansir dari Detikcom, CEO Mandiri Capital Eddie Danusaputro mengatakan, nantinya makin banyak penyerta modal yang akan mengucurkan dananya untuk startup di Indonesia.
“Indonesia masih sangat menjanjikan, mengingat bahwa negara ini memiliki pasar yang besar. Akan tetapi, pelaku Indonesia juga perlu mencermati tren yang ada di masyrakat secara global atau lokal,” tutur Eddie di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (15/11/2016).
Menurut Eddie, bidang yang akan dilirik oleh venture capital di tahun 2017 tak lain adalah fintech dan data analytic. Kedua bidang tersebut dinilai masih baru untuk Indonesia.
“Branch banking semakin lama semakin berkurang. Orang yang mau ke cabang untuk mengantri akan semakin berkurang. Kalau tidak lewat ATM, orang-orang bisa lewat internet.
“Begitupula dengan generasi millenial atau generasi muda. Mereka sudah mulai malas dan berpikir bahwa produk perbankan tak harus ke bank, bisa ke platform lain yang non-bank,” lanjutnya.
Menyadari akan hal itu, Mandiri Capital, menurut Eddie sudah mulai merangkul startup-startup lokal yang dinilai berpotensi. “Jadi, daripada diserap oleh asing, lebih baik investasi ke startup yang bisa membawa perubahan dari dalam,” ujarnya.
Meski begitu, Eddie memaparkan bahwa tidak semua startup yang bisa mendapat pendanaan dari Mandiri Capital. Diutarakan Eddie, pihaknya hanya fokus mendani startup yang bergerak di bidang fintech.
“Sampai akhir 2016 ini rencananya empat sampai lima portofolio, termasuk salah satunya Mitra Transaksi Indonesia dan Digital Artha Media. Untuk pendanaanya sendiri berkisar miliaran hingga ratusan miliar, dilihat dari tingkat startup itu sendiri apakah sudah mature apa masih tahap awal,” pungkasnya.
Semoga saja, perkembangan bisnis digital di Indonesia semakin bagus dan potensi startup lokal tumbuh semakin matang, tidak hanya gembar-gembor saja dan tidak mudah puas. Karena tantangan dunia digital tidaklah mudah.