CorelDraw adalah software grafis berbasis vektor. Corel dan Photoshop mungkin udah akrab di telinga kita. Kalau mau beli, harga resmi CorelDraw X7 sekitar lima jutaan.
Jika kamu berpikir harga tersebut terlalu mahal, kamu memiliki pilihan untuk menggunakan software lain. CorelDraw bukanlah satu-satunya software grafis vektor. Nah, berikut ini adalah lima software alternatif dari CorelDraw. Semua software dibawah ini adalah gratis!
Inkscape (Windows, Mac OS dan Linux)
Inkscape merupakan software grafis vektor Open Source. Kemampuan Inkscape termasuk software design vektor terbaik diantara kompetitornya seperti Illustrator, CorelDraw, atau Xara X. Salah satu keunggulan Inkscape adalah memiliki banyak komunitas.
Format file penyimpanan pada Inkscape adalah Scalable Vector Graphics (SVG) yang direkomendasikan oleh World Wide Web Consortium (W3C). Browser Mozilla Firefox, Internet Explorer (versi 9 keatas), Google Chrome, Opera, dan Safari mendukung format SVG dan dapat merendernya langsung.
Inkscape memiliki fitur yang lengkap seperti markers, clones, alpha blending, edit nodes, menjalankan operasi path yang kompleks, trace bitmaps dan masih banyak lagi.
Inkscape dibuat mulai tahun 2003, dengan menggunakan source code dari Sodipodi Project. Inkscape dirilis dibawah GNU General Public License dan tersedia di Microsoft Windows, Mac OS X dan Linux.
Xara Xtreme (Linux)
Xara Xtreme untuk Linux dibuat berdasarkan Xara Xtreme versi berbayar di Windows. Xara Ltd memutuskan membuka source code Xara Xtreme (dibawah lisensi GPL) dengan harapan komunitas mau membantu memporting Xara Xtreme ke platform Linux dan Mac OS, menggunakan wxWidgets toolkit.
Versi pertama Xara Xtreme Linux dirilis Oktober 2005. Walaupun banyak source code sudah diporting ke Linux, pengembangan Xara Xtreme Linux berjalan lambat.
Scribus (Windows, Mac OS dan Linux)
Scribus adalah software gratis untuk desktop publishing, berada dibawah lisensi GNU General Public License. Scribus dibuat berdasarkan Qt toolkit. Scribus lebih dikenal sebagai software untuk dunia percetakan dan karenanya memiliki fitur layout halaman. Kehandalan Scribus tak kalah dengan software komersial seperti CorelDraw, Adobe PageMaker, PagePlus, QuarkXPress atau Adobe InDesign.
Scribus mendukung format publishing profesional seperti color separations, dukungan CMYK dan Spot Color, manajemen warna ICC, dan kreasi PDF serbaguna.
Scribus mendukung tata letak, pengaturan huruf, dapat menghasilkan animasi dan presentasi PDF interaktif. Majalah, koran, brosur, poster, newsletter dan buku dapat dibuat dengan menggunakan Scribus.
Scribus tersedia dalam platform Windows, Mac OS, Linux dan OS/2.
Karbon (Windows, Linux)
Karbon (dahulu Karbon14) merupakan software design grafis vektor dan merupakan bagian dari Calligra Suite (aplikasi office dan grafis dari KDE). Karbon cocok untuk pemula karena mudah digunakan. Karbon memiliki fitur menggambar, lukisan tangan, manipulasi gambar, mengedit ikon dan sebagainya. Karbon dirilis dalam lisensi GNU Lesser General Public dan tersedia untuk Windows dan Linux.
Karbon memiliki antarmuka yang mudah digunakan, dapat disesuaikan dan diperluas. Ini membuat Karbon pilihan bagus untuk memulai mengeksplorasi dunia vektor grafis dan menggambar seni vektor. Apakah anda ingin membuat clipart, logo, ilustrasi atau gambar foto realitis? cukup gunakan Karbon.
sK1 (Linux)
sK1 adalah program ilustrasi dengan sumber kode terbuka untuk platform Linux. sK1 dapat menjadi software pengganti CorelDraw atau Adobe Ilustration. Fitur uniknya adalah mampu mengimpor format CorelDraw, antarmuka tab multi dokumen, berdasarkan pustaka Cairo dan manajemen warna. sK1 juga mendukung format publishing profesional seperti, CYMK color, separations, manajemen warna ICC dan PDF output.
sK1 berawal dari proyek tim kecil yang dipimpin oleh Igor Novikov pada tahun 2003. Proyek ini berdasarkan kode sumber terbuka dari software Skencil. sK1 merupakan aplikasi open source terbaik dalam mengimpor format file CorelDraw (.CDR).
Walaupun software sK1 cukup bagus, pengembangan software terhenti sejak tahun 2010. Tim sK1 memutuskan menulis kode dari awal dan membuat software baru bernama “PrintDesign”.