Tipu menipu adalah hal yang dilarang oleh negara dan agama, karena akan merugikan orang lain dan diri sendiri secara tidak langsung. Judul diatas tidak bermaksud untuk mengajak orang menjadi seorang penipu, tapi kita bisa mengambil manfaat dari segi positif yang bisa diambil dari orang yang suka nipu alias penipu.
Berikut ini adalah cerita oleh: Gugus.
Belajar dari seorang penipu? Kenapa tidak!
Pernah ketipu? Bertemu Penipu? Bergaul dengan Penipu? Kalau Saya sendiri dulu pernah bergaul dan berteman dengan seorang penipu, dan tentunya itu semua terjadi sebelum tahu kalau orang itu ternyata adalah seorang penipu.
Tidak tanggung-tanggung penipu yang Saya kenal itu adalah seorang penipu kelas kakap. Setidaknya dia telah menipu puluhan orang dengan total kerugian materi lebih dari puluhan juta. Yang ditipunya juga tidak tanggung-tanggung, mulai dari mahasiswa hingga para pengusaha.
Oke, lalu apa yang dapat dipelajari dari penipu itu?
Sebelumnya Saya ingin berpesan kepanda Anda sebelum membaca lanjutan tulisan ini, pesannya adalah: “Selalulah Menjadi Orang yang Jujur”
1. Penampilan bukan yang utama tapi yang pertama.
Hal pertama yang Saya pelajari dari seorang penipu adalah soal penampilan. Maka dari itu saya nyatakan di sini penampilan bukan yang utama karena penampilan itu bisa saja dibuat-buat dan bukan menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Namun poin pembelajaran di sini adalah bahwa kita harus mau menjaga penampilan, terutama ketika kita merencanakan untuk bertemu dengan orang untuk pertama kalinya. Pada umumnya orang membuat asumsi tentang orang yang dia kenal adalah dari penampilan saat pertama kali bertemu.
2. Teknik berkomunikasi yang baik.
Pembelajaran yang kedua adalah kita harus mau untuk belajar teknik berkomunikasi yang baik. Keahlian berkomunikasi mutlak diperlukan kalau kita ingin meraih kepercayaan orang. Untuk hal ini banyak-banyaklah untuk membaca buku tentang teknik berkomunikasi dan jangan pernah menunda untuk langsung dipraktekkan ilmunya.
3. Berwawasan luas.
Ternyata penipu yang Saya kenal itu tiadak pernah malas untuk membaca buku, koran dan majalah, serta rajin browsing di internet. Tidak lain adalah untuk memperluas wawasan. Selain untuk menjaga agar komunikasi tetap nyambung, ternyata semakin banyak referensi yang kita miliki berefek pada ucapan kita yang makin berisi.
Dan poin pembelajaran yang terakhir adalah: laksanakanlah amanah dengan sebaik mungkin, karena ketika kita mengecewakan orang yang benar-benar percaya pada kita maka kepercayaan itu akan super sangat mbahnya sulit untuk didapat kembali.