Menurut J.S. MILL, dengan timbulnya perdagangan luar negeri memberi manfaat secara dinamis secara tidak langsung dapat meluasnya pasar dan cakupan sepesialisasi, mendorong penemuan dan tambahan, meningkatakan produktivitas buruh, menurunkan biaya dan membawa kearah pembangunan ekonomi.
Sedangkan menurut HABERLER, bahwa perdagangan internasional telah memberikan sumbangan luar biasa bagi pembangunan negara kurang berkembang pada abad ke 19 dan 20, ada 3 peranan perdagangan luar negeri ke atas kegiatan perekonomian negara yaitu :
- Berperan sebagai penentuan tingkat pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka
- Mengatasi masalah-masalah ekonomi yang mungkin dihadapi dalam perekonomian terbuka
- Bentuk-bentuk kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi.
Perdagangan Luar Negeri Sebagai Mesin Pertumbuhan Ekonomi
Perdagangan luar negeri merupakan suatu cara untuk meningkatkan kemakmuran suatu bangsa, menurut CAIRUCROSS, perdagangan luar negeri telah berfungsi sebagai mesin pertumbuhan dan membuka kesempatan baru spesialisasi dan pembangunan negara-negara yang terlibat di dalamnya.
Menurut R. NURSE, “ pertumbuhan yang tidak mantap pun, melalui perdagangan luar negeri, jelas lebih baik dari pada tidak ada pertumbuhan sama sekali”.
Perdagangan luar negeri mempunyai arti yang sangat penting bagi negara terbelakang yang dapat memberikan dorongan untuk membangun karena itu perlu kiranya pengetahuan dan pengalaman yang memungkinkan pembangunan serta memberikan sarana untuk melaksanakannya pada suatu negara dan peranan perdagangan ini nantinya dapat memberikan kontribusinya dalam pada pembangunan ekonomi suatu negara.
Kurangnya minat investor untuk menanamkan modalnya ke suatu negara terbelakang di akibatkan minimnya pasar domestik yang dimilikinya sehingga perlu kiranya untuk memperluas pasar domestik untuk perdagangan luar negeri sehingga mendorong atau merangsang investasi masuk dan tentu akan menambah pendapatan per kapita penduduk karena dengan produksi atau komoditi yang dikelola dengan baik , disamping itu dengan meningkatkan ekspor akan menaikkan pendapatan nasional pada keseimbangan dan menciptakan pertumbuhan ekonomi.
Perdagangan dalam Perekonomian Sub-sistem
Dalam perekonomian yang masih primitive, yang lebih lazim dikenal sebagai perekonomian subsistem, unit-unit produksi terutama terdiri dari keluarga petani tradisional. Petani seperti itu menggunakan cara bercocok tanam dan alat bercocok tanam yang masih sangat sederhana. Tingkat produktivitas kegiatan tersebut relative rendah tingkat produksi hanya cukup untuk memberi kehidupan yang sangat sederhana. Jarang sekali terdapat kelebihan (surplus) produksi yang dapat dijual ke pasar. Kegiatan ekonomi lainnya yang penting dalam perekonomian tersebut adalah berburu dan menangkap ikan. Kegiatan menghasilkan barang-barang industri sangat terbatas sekali.
Dalam perekonomian sub-sistem kegiatan perdagangan sudah berlaku tetapi didalam skala yang sangat terbatas. Hanya sebahagian kecil saja dari pada produksi masyarakat yang diperdagangkan. Dalam perekonomian subsistem yang masih primitive perdagangan dilakukan secara barter, yaitu perdagangan secara pertukaran. Dalam perdagangan seperti itu haruslah wujud keadaan dimana :
- Seseorang ingin menukar barang yang diproduksinya dengan suatu barang yang berbeda,
- Orang lain memproduksi barang yang diinginkan orang yang pertama dan bersedia menukarkan barang tersebut dengan yang dihasilkan oleh orang yang pertama.
Dengan demikian didalam perdagangan secara barter harus terdapat dua keinginan yang saling bersesuaian, dan keadaan ini didalam istilah bahasa inggris dinamakan ‘double coincendence of wants’ atau kesesuaian ganda dari pada keinginan. Syarat ini menyebabkan perdagangan secara barter tidak dapat dilaksanakan seluas seperti perdagangan yang dilakukan dalam perekonomian modern, yang menggunakan uang sebagai alat perantara dalam tukar menukar.
Pada masa sekarang ini perdagangan secara barter tidak banyak lagi dilakukan. Di bayak perekonomian subsistem uang yang telah digunakan sebagai alat perantara dalam tukar menukar. Apabila uang digunakan dalam kegiatan perdagangan, masalah yang diterangkan di atas tidak akan timbul dan oleh karenanya perdagangan dapat dilakukan dengan lebih lancer. Dengan adanya uang langkah yang harus dilakukan seseorang untuk memperoleh sesuatu barang menjadi lebih sederhana. Langkah yang perlu hanyalah menjual hasil produksinya di pasar, dan dengan menggunakan uang yang diperolehnya dari hasil penjualan tersebut orang itu sekarang dapat membeli barang yang diinginkan.