Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang bisa mengancam jiwa penderitanya jika tidak ditangani secara medis dengan cepat. Selain itu, obat yang belum begitu kuat untuk menyembuhkan pasien. Namun sebuah kabar baik datang dari seorang Professor Nasronudin, peneliti dari Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya berhasil menemukan obat DBD paling ampuh.
Dengan melakukan riset selama 3 tahun, obat DBD yang ia kembangkan perlu berbagai macam uji kelayakan. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan perizinan obat untuk persiapan produksi masal.
Seperti dikutip dari laman Surya.co.id, menurut Rektor Unair Moh Nasih syaratnya adalah angka toleransi yang didapatkan harus nol.
“Belum bisa produksi masal masalah obat ini, angka toleransinya tidak boleh 0,1. Ini yang masih kami perlukan untuk uji klinik,” kata Moh Nasih.
Diketahui bahwa sejak penelitian, telah memberikan sebuah hasil yang bagus untuk penyakit DBD. Namun masih butuh lagi test sesuai standar BPOM.
Kendala yang dihadapi adalah pemenuhan perijinan tersebut. Membutuhkan waktu yang tidak singkat dan juga biaya yang tidak sedikit.
“Obat farmasi berbeda dengan suplemen yang bisa dengan mudah mendapat perijinan,” tambahnya.
Dengan menggandeng sejumlah BUMN, mereka memiliki tujuan untuk memproduksi obat setelah mendapat izin.
Bahan obat yang digunakan oleh Prof Nasronudin berasal dari tanaman ‘Melaleuca alternifolia’ yang berasal dari negara Australia. Tumbuhan tersebut sering dijadikan obat batuk dan deman secara tradisional oleh suku Aborigin di wilayah New South Wales.
Khasiat obat dengan bahan tersebut mampu membunuh virus dengue yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk hingga mencapai 96,67 persen. Obat ini bisa memicu kekebalan tubuh, sehingga bisa memberi efek imono modulator pada pasien DBD.
Pernyataan dari Prof Nasronudin
“Saya tidak mengklaim bahwa obat ini pertama di Indonesia untuk virus dengue karena mungkin ada pakar-pakar lainnya yang sedang melakukan penelitian obat-obat serupa.”
“Namun tampaknya hal ini merupakan awal dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia untuk bisa merealisasi dan memformulasi dari pada obat anti dengue.”
“Sekitar dua hingga tiga tahun lalu, kami melakukan penelitian bahan aktif ada obat berbasis tanaman yaitu tanaman perdu yang mempunyai khasiat anti virus.”
“Dalam penelitian ini kami lakukan uji klinis untuk anti virus dengue,”
Perlu diketahui bahwa penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Di Indonesia Demam Berdarah pertama kali ditemukan di kota Surabaya pada tahun 1968, dimana sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang diantaranya meninggal dunia (Angka Kematian (AK) : 41,3 %). Dan sejak saat itu, penyakit ini menyebar luas ke seluruh Indonesia. – depkes.go.id
Semoga penyakit yang berasal dari Surabaya, juga dapat dihentikan oleh obat yang dikembangkan oleh Prof Nasronudin di Surabaya ini. Kedepannya, mari kita berdo’a dengan penemuan obat ini, masyarakat Indonesia menuju sehat bebas DBD.
(adt/mediamuda.com/credit:surya.co.id/depkes.go.id)