Beberapa teman saya menanyakan, “bro, kalau ente lagi sepi job, ente dapet tambahan dari apa?”
Saya bingung mesti jawab apa, namanya juga seorang freelance, kalau sedang kosong ya nggak dapet duit lah.
Tapi saya inget lagi, saya punya beberapa website atau blog yang saya bikin. Meskipun jumlahnya nggak banyak, tapi ternyata hasilnya lumayan buat beli kuaci beberapa dus.
Dan salah satu blog, ya situs mediamuda.com ini. Namun sayangnya, situs ini tidak begitu memberikan pemasukan yang cukup signifikan. Bahkan hasilnya ini tidak cukup untuk membiayai server, domain, dan biaya internet. Untungnya tertutup dengan situs-situs lain yang saya kelola.
Lha, trus kenapa mediamuda.com masih saja dikelola?
“iseng”, itulah awal jawaban saya.
Namun setelah saya mencari referensi sebuah penulisan, saya mendapatkan sebuah kalimat ‘membagikan hal positif (ngeblog) juga termasuk amal jariyah’ asalkan membagikan hal positif kepada pembaca.
Sumber/penulis : kompasiana.com/Hendisetiawan
Saya suka menulis dimulai menulis pada buku harian saat masih mahasiswa dulu akhir tahun 1970-an, lalu menulis beberapa artikel pertanian dan kehidupan desa terkait dengan aktivitas Kuliah Kerja Nyata mahasiswa IPB di Kecamatan Cileungsi Bogor. Hobi ini kemudian dituangkan dalam bentuk beberapa artikel psikologi populer dimuat di majalah Anda (majalah khusus Psikologi tahun 1978-1979) dan artikel tentang Bahasa Indonesia dimuat di harian Kompas, berlanjut tahun 1981 artikel pengalaman kerja di hutan dimuat di Intisari.
Tahun 1980-an beberapa tulisan saya tentang manajemen dimuat di majalah internal perusahaan tempat saya bekerja saat itu. Aktivitas menulis saat masa muda ternyata membawa manfaat, pertama manfaat non finansial, teman-teman yang membaca tulisan saya mengucapkan selamat, tentu senang mengetahui tulisan kita dibaca orang.
Manfaat yang tak terkira saya dapat ketika melamar menjadi Management Trainee di Lembaga PPM Jakarta, salah satu yang ditanyakan pada daftar isian lamaran kerja adalah “Pernahkah anda menulis di koran/majalah?”. Saya yakin tulisan saya yang saat itu belum lama dimuat di harian Kompas menjadi ‘plus point’ bagi diterimanya lamaran saya, disamping lulus test psikologi dan test bahasa Inggris dan wawancara.
Manfaat kedua apa? Walaupun jumlahnya belum seberapa, sebagai penulis yang tulisannya dimuat di koran/majalah, tentu mendapat honor menulis, lumayan untuk menambah uang saku saat itu. Hobi menulis tumbuh lagi di usia beranjak tua, ketika menemukan Kompasiana sebuah blog keroyokan yang saya anggap cocok menyalurkan hobi menulis saya.
Sejak Juni 2011 sampai September 2013 saya menulis 608 artikel. Satu artikel sempat dimuat di rubrik Freez harian Kompas dan satu artikel terpilih menjadi salah satu tulisan yang dimuat di sebuah buku berisi kumpulan tulisan Kompasianer.
Manfaat menulis yang dirasakan tak berbeda dengan pengalaman menulis waktu muda remaja, kepuasan batin lebih besar dari kepuasan mendapat uang dari tulisan yang dimuat di koran atau menjadi kontributor sebuah buku. Namun seorang teman, pimpinan sebuah majalah pertanian pernah menyarankan saya untuk menyeleksi 600-an tulisan saya, memilahnya atas satu topik tertentu, berpotensi dijadikan buku.
Benarkah? Melihat dan membaca pengalaman beberapa Kompasianer yang pernah membukukan tulisannya, baik kumpulan tulisan di Kompasiana maupun menulis buku dengan topik khusus, misalnya pengalaman sembuh dari penyakit berat, hobi menulis akan menjadi penyaluran ekspresi, penyaluran potensi yang mungkin saja bermanfaat bagi orang lain disamping menghasilkan uang.
Sudah saatnya saya mengumpulkan pengalaman hidup, pengetahuan praktis tertentu untuk ditulis menjadi sebuah buku, tipis sekalipun. Topik Manajemen Kualitas, Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja mudah-mudahan menjadi materi buku pertama dan atau kedua. Masih potensi? Memang, tapi dengan niat berbagi pengetahuan yang pahalanya Insya Allah mengalir sepanjang masa, potensi ini akan menjadi realitas.
Menarik, tulisan yang bagus dari penulis senior. Berbeda sekali dengan tulisan saya yang masih acak-adul ini. Seperti pada kutipan diatas, saya juga merasakan sebuah kesenangan ketika berbagi dan memberikan manfaat.
Tapi kalau ada pertanyaan seperti ini “kenapa nggak bikin web/blog 100% komersil dengan melakukan trik-trik tertentu?”
Bisa saja, di dunia internet ada berbagai macam cara untuk mendapatkan pundi-pundi uang. Salah satunya adalah memasang iklan. Sama, saya juga pasang, tapi saya memilih untuk tidak melakukan hal-hal yang menyebalkan, seperti :
- Memancing orang di sosmed seperti facebook dengan gambar atau tulisan yang membuat penasaran, bahkan gambar yang seharusnya bukan untuk publik.
- Membuat judul kontroversi padahal isi biasa saja.
- Membuat blog auto generate content, ini merupakan blog sampah yang paling menjijikkan. Mungkin pembaca sering menemukan web seperti ini, setelah nyari di google, tidak ada konten atau artikel, hanya berisi kata kunci / keyword yang terbuat secara otomatis.
- Memasang iklan dimana-mana, bahkan menyilaukan mata. Dan yang paling banyak membuat sebal orang adalah iklan pop-up yang muncul.
Banyak lagi cara yang lain, tapi saya percaya bahwa cara yang natural adalah cara untuk bertahan lama.