Barusan saya nonton acara di Trans 7 kalau gak salah nama acaranya adalah Xtreme Urban. Nggak sengaja nonton karena dari kejauhan terdengar lagu Angel And Airwaves – Everything Magic, salah satu judul lagu favorit saya selain The Adventure. Pas nonton eeh, ternyata lagi ada pada segmen loncat indah dari ketinggian yang disebut Extreme Diving Pool. Cool….
Bagi seorang yang berpengalaman atau udah jadi atlet loncat indah, ketinggian berapapun tidaklah masalah. Namun apa jadinya kalau seorang amatiran seperti saya ini yang belum pernah sebelumnya. Berdiri di ketinggian 3 meter aja masih mikir untuk langsung terjun ke kolam renang. Kata Fauzi Baadilah di tipi tadi “Lo lihat di tipi bisa ketawa aja lo, lo nggak bisa bayangin kalau berada disini, otak ini udah kacau nggak bisa mikir apa-apa lagi”.
Saya mau bagi pengalaman aja gais, waktu itu saya tinggal di Tangerang dan penasaran sama yang namanya kolam renang di PLP Curug Tangerang. Disana adalah tempat Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia tepatnya di kecamatan Legok kota Tangerang.
Hanya saya doang yang bodynya cungkring, hahaha. Kebanyakan disana para pemuda yang lumayan berotot, maklum saja mereka terlatih secara fisik, sementara saya terlatih untuk menghabiskan 5 gelas kopi dalam sehari. Selain itu cewek-ceweknya juga keliatan galak-galak serem gimanaaa…
Nha disitulah tantangannya, aturan untuk renang harus pakai pakaian renang. Otomatis saya cuman pakai kolor doang, kalian bisa bayangin peter crouch pemain bola liga Inggris kalau pakai kolor seperti apa, ya itulah saya.
Langsung saja naik tangga menuju ke papan pertama. Arggh… nanggung.. naik lagi ke level lebih tinggi, dan… terlihat lebih mengerikan. Dari pada saya nyebur disini, dingin, lebih baik naik lagi. Oke, next level.
Wow… serasa semribit… saya semakin penasaran seperti apa rasanya kalau berada di paling atas. Tanpa pikir panjang, oke, naik!
Apa kata Fauzi Baadilah diatas benar, semuanya kacau. Coba saja kalau ada yang menanyakan “lo lahir tahun berapa bro?”, mungkin saya akan menjawab “gue gak dilahirkan, gue hanyalah belahan amoeba” hahaha. Iya, saking goyangnya nih otak, papan buat lompat yang diam aja terlihat kayak bergerak-gerak. Saya lupa berapa tinggi papan kolam renang plp curug tersebut, saya juga udah nyari info di google juga nggak dapet. Tapi intinya ketinggian tersebut bener-bener mengerikan buat saya yang tergolong masih pertama kali menginjak papan paling tinggi tersebut.
Nggak nyangka, di bawah udah banyak penonton, gila… emangnya saya mau sirkus, pake di tonton segala. Serba kacau, kepala makin puyeng ngelihat ke bawah. “Masa udah sampai diatas mau turun lagi, percuma dong, katanya cowok, pemuda, musti kudu berani dong!” kata teman saya, seorang cewek yang cerewetnya melebihi emak-emak yang lagu jualan pepaya di pasar, ampun dah. Dan ternyata, ia di bawah nampaknya udah siap merekam saya dengan blackberry-nya.
Bener juga kata temen saya, masa tantangan yang udah di depan mata mau dilewatkan begitu saja. Nggak ada suara orang lagi, kuping serasa jadi nggak mendengar apa-apa. Namun sepertinya ada sebuah suara yang muncul dari dalam jiwa. Saya sebut itu adalah “super-ego”
Dia bilang “Menn… lompat aja men… nggak bakalan lo mati! ini kan kolam renang yang udah di setting! aman! kapan lagi lo lompat kayak gini? keburu tua lo… apa yang akan diceritain ke anak cucu lo kalao lo turun lagi pake tangga kayak pecundang! pakai bh aja sono…” trus jadi ingat sama film Mr Bean yang yang kayak gini :
Pasti malu-maluin…. hmm gak lagi pikir panjang.
1, 2, 3…. lepas landas…. beneran saya loncat tinggi ke air. Wuusssssssss…. Di tengah-tengah perjalanan sebelum nyebur, saya masih bisa merasakan sampai sekarang. Mirip kayak film kartun Captain Tsubasa yang sedang salto menendang bola sambil ngebayangin dalam waktu yang lama, padahal salto kan cuman beberapa detik saja. Sama seperti apa yang saya pikirkan saat itu, yang pasti saya tidak memikirkan tagihan pln dan air pam haha.
Ceblung…. saya sempat merasa ketakutan di dalam air, tangan dan kaki gemetar, untuk mencapai permukaan, rasanya berat banget. Disaat yang bersamaan, orang-orang yang berada di sekitar mulai panik, bahkan guard yang ada disitu nampaknya udah siap untuk menjemput saya. Tapi setelah jempol saya tunjukkan ke atas, everything’s magic.
Sampai ke pinggir, banyak anak-anak yang langsung mendatangi saya sambil bilang “bang, masih idup bang?”, “ya iya lah tooong, nggak liat apa gue bisa sampe pinggir”.
Tapi pas mau naik, ada yang salah sepertinya. Kaki saya nggak bisa digerakin, ternyata teknik loncat saya salah. Seharusnya kedua kaki rapat, tapi saya malah mempraktekannya seperti Patrick temennya Spongebob, kaki mengangkang. What the… bodohnya saya… itu bukan loncat indah, melainkan loncat konyol.
Penasaran seperti apa hasilnya, saya langsung menuju ke temen saya untuk melihat video rekamannya. Tapi dia malah bilang “maaf kak, tadi kepencet delete… abis aku panik seh…”
Oughhh shhhh*****TTTT….
Yah… sudahlah. No pic, no video, just a story…
Walaupun dengan rasa sakit di selangkang dan tidak bisa beraktifitas selama 5 hari, overall saya sangat puas dengan apa yang saya lakukan untuk pertama kalinya. Saya belum kapok, justru saat ini saya sedang merencanakan untuk melakukan lompat di Green Canyon Jawa Barat.
So… ayo loncat guys selagi masih muda, dan rasakan sensasinya đŸ˜€