Rangkuman Bisnis 20250704

JPMorgan Chase & Co. telah secara signifikan menambah kepemilikan sahamnya di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dengan membeli 117,42 juta lembar saham pada kuartal kedua tahun 2025. Dengan akuisisi ini, total kepemilikan saham JPMorgan di BRI kini mencapai 1,54 miliar lembar.

Langkah ini dinilai sebagai mosi percaya yang kuat terhadap fundamental dan strategi jangka panjang BRI, terutama karena aksi beli ini terjadi di tengah tren pelemahan saham perbankan nasional.

Pakar pasar, Reza Priyambada, menafsirkan hal ini sebagai bukti “kepercayaan pasar” terhadap transformasi yang sedang dijalankan BRI.

Sentimen positif ini juga didukung oleh konsensus para analis yang mayoritas merekomendasikan “beli” untuk saham BBRI dengan proyeksi potensi keuntungan yang signifikan.

Keputusan investasi ini juga dilihat sebagai sebuah pergeseran strategis, karena pada saat yang bersamaan JPMorgan justru menjual sebagian kepemilikan sahamnya di bank besar lainnya, yaitu Bank Central Asia (BBCA).

Artikel tersebut juga menyoroti program transformasi BRI yang disebut “BRIVolution Reignite”. Program ini adalah inisiatif yang bertujuan untuk menjadikan BRI sebagai bank paling profitabel di Asia Tenggara pada tahun 2030 melalui penguatan bisnis, tata kelola, manajemen risiko, dan digitalisasi.

Saham Multibagger Diramal Tetap Stabil hingga 2025, Cermati ANTM hingga ARCI

  • Prospek Stabil: Sejumlah saham multibagger (saham yang telah memberikan keuntungan berkali-kali lipat) diperkirakan masih memiliki prospek yang stabil hingga akhir tahun 2025.

  • Sentimen Komoditas: Kinerja saham berbasis komoditas didukung oleh harga komoditas yang solid, seperti emas, yang memberikan sentimen positif terhadap harga saham dan kinerja keuangan emiten terkait.

  • Rekomendasi Saham:

    • ANTM (Aneka Tambang Tbk.): Kiwoom Sekuritas memberikan rekomendasi trading buy untuk saham ANTM dengan target harga di level Rp3.250 per saham.

    • ARCI (Archi Indonesia Tbk.): Kiwoom Sekuritas juga memberikan rekomendasi trading buy untuk saham ARCI dengan target harga di level Rp740 per saham.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan tren pelemahannya selama tiga hari berturut-turut, ditutup dengan koreksi tipis di posisi 6.878,05 pada perdagangan hari Kamis, 3 Juli 2025. Pelemahan ini terjadi di tengah sepinya nilai transaksi yang hanya mencapai Rp8,00 triliun. Secara keseluruhan, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (net sell) senilai Rp31,55 miliar di seluruh pasar.

Namun, di tengah aksi jual tersebut, investor asing justru terlihat mengoleksi saham-saham dari sektor pertambangan. Saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) menjadi yang paling banyak diborong asing dengan nilai pembelian bersih (net buy) mencapai Rp65,35 miliar.

Selain ANTM, beberapa saham tambang lainnya yang juga menjadi incaran investor asing adalah PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA), PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI), dan PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS). Di luar sektor pertambangan, saham-saham dari sektor teknologi, perbankan, dan infrastruktur juga tercatat diminati oleh investor asing.

PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), salah satu saham yang dimiliki oleh investor kawakan Lo Kheng Hong, akan membagikan dividen. Total dividen yang akan dibagikan mencapai Rp 174,22 miliar, yang berasal dari laba bersih perusahaan pada tahun buku 2024.

Setiap pemegang saham akan mendapatkan dividen sebesar Rp 50 per saham. Tanggal penting yang perlu diperhatikan adalah cum dividen di pasar reguler dan negosiasi pada 4 Juli 2025, dan pembayaran dividen akan dilakukan pada 30 Juli 2025.

Berdasarkan harga penutupan saham GJTL pada 3 Juli 2025 di level Rp 1.115, potensi imbal hasil dividen (dividend yield) yang didapat adalah sekitar 4,48%. Artikel ini juga menyebutkan bahwa saham GJTL masih dianggap murah (terdiskon) dari segi valuasi, dengan rasio PBV 0,40 kali dan PER 2,75 kali.

PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU)
  • Perusahaan: Anak usaha PT Rukun Raharja Tbk (kode RAJA), bergerak di sektor migas (minyak & gas).

  • Masa Penawaran:

    • Dibuka sejak 2 Januari 2025.

    • Berakhir pada Senin, 6 Januari 2025 pukul 12.00 WIB.

  • Tanggal Pencatatan: Saham akan tercatat di BEI pada 8 Januari 2025.

  • Jumlah Saham Ditawarkan: Sebanyak 543.010.800 saham, setara dengan 20% dari total saham perusahaan.

  • Underwriter (Penjamin Emisi): Ditangani oleh Henan Putihrai dan Sucor Sekuritas, yang sebelumnya juga underwriter untuk IPO CUAN dan DAAZ.


Apa Artinya Bagi Investor
  • Ini adalah peluang terakhir untuk membeli saham IPO RATU pada harga penawaran—setelah tanggal 6 Januari 2025 siang, pendaftaran akan ditutup.

  • Jika tertarik, pastikan dana tersedia dan segera memesan sebelum deadline, karena aftermarket bisa berubah secara signifikan saat listing.

  • Perhatikan juga reputasi underwriter dan potensi sektor migas sebagai bagian dari analisis valuasi dan risiko.


Tips Singkat Sebelum Investasi di Saham IPO
  1. Teliti prospektus: Cek rencana penggunaan dana, struktur utang, dan prospek bisnis.

  2. Bandingkan valuasi: Gunakan rasio seperti P/E dan P/B jika tersedia; sektor energi khususnya migas perlu analisis mendalam.

  3. Pertimbangkan underwriter: Nama besar bisa jadi sinyal kredibilitas dan penjaminan distribusi.

  4. Siapkan strategi exit: Tentukan apakah ini untuk jangka pendek (speculative) atau jangka panjang.

IPO PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) berdasarkan artikel di Bisnis.com, Katadata, dan sumber berita lainnya:


Permintaan IPO Melonjak Ekstrem

  • IPO CDIA diperkirakan mengalami oversubscribe hingga 100 kali lipat dari saham yang ditawarkan (katadata.co.id).

  • Dengan asumsi ini, porsi saham untuk investor ritel bisa turun drastis—sekitar 0,2% dari total emisi (katadata.co.id).

  • Terbatasnya jatah ini akan membuat investor ritel kemungkinan hanya mendapatkan 10 lot (1.000 saham), setara Rp190.000 pada harga Rp190/saham (bloombergtechnoz.com).


Jadwal & Harga IPO

Tahapan
Tanggal

Bookbuilding
19–24 Juni 2025

Penawaran umum
2–4 Juli 2025 (semula 2–4, diperpanjang hingga 7 Juli) (financialreview.id, wartaekonomi.co.id)

Harga IPO
Tetap di Rp190/saham (harga batas atas)

Listing BEI
8 Juli 2025 (beberapa sumber menyebut mundur ke 9 Juli)


Dana & Rencana Penggunaan

  • CDIA melepas 12,48 miliar saham (10 % dari total modal disetor), menargetkan dana segar sebesar Rp2,37 triliun (financialreview.id).

  • Alokasi dana IPO:

    • Rp871,8 miliar untuk logistik (anak usaha CSI dan MIM) – pembelian kapal & operasional (money.kompas.com).

    • Rp1,5 triliun untuk infrastruktur pelabuhan & penyimpanan (CSP/CCP): tangki, pipa, fasilitas penunjang (money.kompas.com).

  • Jika dana IPO tidak mencukupi, perusahaan dapat menggunakan kas internal atau mencari pendanaan tambahan (money.kompas.com).


⚖️ Valuasi, Kinerja, dan Dividen

  • PER diperkirakan berada di 43–48×, jauh di bawah rata-rata industri (~99×); PBV sekitar 1,5–1,6× vs rata-rata ~14,5× (investor.id).

  • Total pendapatan 2024 sebesar US$102,3 juta, laba bersih naik drastis menjadi US$32,7 juta (vs US$1,9 juta tahun sebelumnya) (bloombergtechnoz.com).

  • Struktur permodalan konservatif, aset lancar & tidak lancar meningkat, liabilitas dikelola baik (investor.id).

  • Dividen: CDIA berjanji membagikan minimal 40% laba bersih per tahun; dividen interim 2025 sekitar US$20 juta telah dibagikan (money.kompas.com).


Implikasi untuk Investor Ritel

  • Permintaan sangat tinggi → oversubscribe kemungkinan besar → jatah ritel sangat terbatas.

  • Sistem penjatahan: jika oversubscribe ≥25×, porsi ritel dinaikkan ke 12,5%, tapi tetap terbatas maksimal 10 lot per investor, dan diprioritaskan FCFS (bloombergtechnoz.com).

  • Investor ritel harus siap bahwa kemungkinan dapat order penuh sangat kecil jika permintaan benar-benar membengkak.

  • Namun, jika Anda berhasil mendapatkan jatah, strategi exit cepat atau memegang jangka panjang bisa dipertimbangkan—berdasarkan valuasi undervalued dan prospek bisnis jangka panjang.


Kesimpulan

  • IPO CDIA sangat diminati, bahkan oversubscribe bisa mencapai 100×.

  • Harga IPO telah ditetapkan di Rp190/saham, dengan dana target sekitar Rp2,37 triliun.

  • Investor ritel kemungkinan hanya kebagian 10 lot, jadi persiapkan diri dan dana dengan sebaik-baiknya.

  • Dari sisi valuasi, kinerja, dan janji dividen, CDIA terlihat menarik—meski tetap perlu pertimbangan risiko sektor infrastruktur, regulasi, dan keberlanjutan proyek.


Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *