PT BRI Syariah telah meluncurkan program Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai), dan layanan ini diberi nama Sarana Menghadirkan Bank Syariah Terdekat (Brissmart). Launching tersebut disambut baik oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad menyebut BRI Syariah adalah bank syariah pertama yang memiliki andil dalam program Laku Pandai seperti dikutip dari laman Warta Ekonomi.
“Ini baru pertama kali bank syariah meluncurkan Laku Pandai, saya mau bank syariah tak mau kalah dengan bank lain (konvensional) dalam meluncurkan Laku Pandai,” kata Muliaman.
Muliaman menghimbau untuk kedepannya, setiap pondok pesantren bisa menciptkan basis kader-kader keuangan.
“Saya menyambut baik peluncuran ini dan saya ingin pesantren menjadi basis kader-kader keungan untuk memiliki pengetahuan keungan yangan kuat.” imbuhnya.
Dengan terjangkaunya akses keuangan melalui Laku Pandai, Muliaman juga berharap pondok pesantren menjadi pusat kegiatan perekonomian sehingga mampu menyejahterakan masyarakat sekitar.
“Kedekatan masyarakat dengan layanan keuangan bisa menjadikan masyarakat lebih sejahtera. Mudah-mudahan Laku Pandai ini bisa berjalan baik. Tugas bank tidak mudah, harus membina para agen agar uangnya tidak dibawa lari. Oleh karena itu, agen harus menjadi nasabah bank,” paparnya.
Untuk menyukseskan tujuan tersebut, Muliaman akan menugaskan OJK perwakilan Mataram untuk mendidik para santri dan memberdayakan masyarakat sekitar agar pondok pesantren mampu menjadi pusat kegiatan perekonomian.
“Nanti saya minta OJK di Mataram untuk membantu memberdayakan masyarakat sekaligus mendidik anak-anak (santri) agar menjadi kader-kader yang kuat. Saya juga membina pesantren di Jawa seperti pesantren di Cirebon, Pesantren Sidogiri untuk menjadi pusat kegiatan perekonomian,” tukasnya.
Selain itu, dia juga meminta pondok-pondok pesantren dapat menjadi agen Laku Pandai baik perorangan maupun berbentuk koperasi atau Baitul Maal Wa Tamwil (BMT).
“Saya ingin ada agen Laku Pandai di pesantren ini sehingga kalau ada kiriman dari orang tua santri dan tarik tunai cukup lewat transfer. Agen itu tidak harus perorangan, bisa juga koperasi atau BMT,” ucap Muliaman.
Semoga saja dengan adanya peluncuran ini, seluruh pesantren di Indonesia memiliki kesejahteraan tinggi dan menjadi pusat kegiatan perekonomian sesuai syariat.
(hrz/ref:warta ekonomi)