Pada dasarnya petir terjadi hanya karena adanya perbedaan diantara potensial awan serta bumi maupun dengan awan lainnya. Nah, yang menyebabkan adanya perbedaan waktu signifikan dari kemunculan kilatan petir dan sauar gemurung lantaran antara kecepatan suara (340 m/s) dan kecepatan cahaya (300.000.000 m/s). Mengapa sering terjadi pada musim penghujan? Sederhana saja, pada saat musim penghujan, udara banyak mengandung kadar air lebih tinggi. Hal ini menyebabkan daya isolasinya turun serta arus lebih mudah mengalir. Ingat dengan teori tentang “air sebagai penghantar listrik yang baik”. Lebih lanjut lagi, karena adanya awan yang bermuatan negatif serta awan bermuatan positif, maka dari itu petir juga bisa terjadi pada antar awan yang berbeda muatan.
Penangkal petir konvensional
Soal alat penangkal petir pastinya Anda akan tertuju pada alat yang diciptakan oleh seorang ilmuwan dan politikus terkenal, Benjamin Franklin. Alat penangkal petir menjadi populer, terutama digunakan untuk dipasang pada gedung-gedung tinggi seperti perkantoran, hotel maupun gedung yang menaungi perangkat vital. Pada dasarnya penangkal petir bukanlah alat yang rumit dan memiliki komponen yang komplek. Penangkal petir hanyalah merupakan rangkaian jalur yang memiliki fungsi sebagai jalan bagi kilatan petir untuk menuju ke arah permukaan bumi, tanpa merusak benda-benda sekitar yang dilewatinya. Sistem penangkal petir semacam ini dianggap sebagai penangkal petir konvensional dan dikenal memiliki 3 bagian terutama, yakni batang penangkal petir, kabel konduktor serta tempat pembumian.
Untuk bagian batang penangkal petir biasanya berupa bahan tembaga yang didirikan tegak berdiri dengan ujung runcing. Ujung runcing tersebut bukan tanpa sebab dan alasan. Hal ini karena muatan listrik mempunyai sifat yang mudah berkumpul serta lepas pada ujung logam yang runcing. Selain itu ujung runcing batang mampu memperlancar proses tarik-menarik dengan muatan listrik pada awan. Batang ini sering dipasang pada bagian teratas bangunan gedung. Untuk bagian kedua adalah kabel konduktor. Masih sama yakni dengan bahan tembaga dan biasanya memiliki diameter jalinan sekitar 1 cm sampai 2 cm, tergantung kebutuhan.
Fungsi kabel konduktor tentu adalah untuk meneruskan aliran muatan listrik yang masuk ke batang muatan listrik ke tanah. Bagian ini sering terpasang dibagian luar dinding gedung. Untuk yang ketiga adalah tempat pembumian atau sering disebut dengan istilah Grounding. Fungsi Grounding adalah “mengubur” muatan listrik dari petir ke tanah. Itulah mengapa bagian Grounding sering dipasang didalam tanah dengan bahan yang terbuat dari bahan tembaga berlapis baja.
Penangkal petir Radioaktif
Penangkal petir diatas merupakan yang konvensional. Dan kali ini penangkal petir Radioaktif menjadi metode yang kurang populer dan bahkan terlarang. Kinerjanya adalah dengan menggagalkan proses ionisasi menggunakan zat beradiasi karena penelitian terbaru menyebutkan bahwa muatan listrik pada awa disebabkan oleh proses ionisasi. Bahan zat beradiasi yang mampu menggagalkan proses ini adalah Radiun 226 serta Ameresium 241. Kedua bahan ini dianggap bisa menghamburkan ion radiasinya serta menetralkan muatan listrik awan. Metode ini sudah terlarang untuk mengurangi pemakaian zat beradiasi.
Penangkal petir Electrostatic
Penangkal Petir Electrostatic tidak terlarang, namun tetap kurang populer digunakan. Prinsip kerjanya penangkal dianggap meniru sebagian dari metode dan sistem penangkal petir Radioaktif , yaitu dengan menambah muatan pada bagian ujung finial atau splitzer agar petir selalu menuju ujung komponen ini untuk disambar. Selanjutnya tetap dibutuhkan komponen kondukor dan Gounding untuk mengubur muatan listrik.